Share

Chapter 63

Menjelang waktu dzuhur kang Imam pamit sebentar ke masjid yang masih satu area dengan rumah sakit untuk melaksanakan salat. Sepeninggalnya, papa mengulang kembali menyampaikan mengenai diri Kang Imam. Ya, aku tahu arah pembicaraan papa. Sebenarnya aku ingin menyatakan keberatan. Maksudnya kenapa Kak Sarah dan papa tidak meminta persetujuanku terlebih dahulu. Tapi perkataan papa selanjutnya membuatku mengurungkan niat.

“Dia laki-laki yang baik, Mai. Baik iman juga akhlaknya. Papa berharap dia bisa menjadi pembimbing sekaligus pemimpin untuk kamu.”

Senyum papa begitu tulus. Jejak usia di gurat wajahnya menitipkan banyak harapan padaku. Papa ... Tapi aku mencintai sosok yang lain. Seluruh perasaanku telah terhempas pada satu nama, satu hati. Dan itu tidak mudah untuk diubah begitu saja.

Kubenamkan kepedihan dalam-dalam. Tak ingin ada air mata yang menetes di hadapan orang yang darahnya mengakir di tubuhku. Biarlah takdir-Nya yang menentukan arah dan langkah

Lamunanku beterbangan ketika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status