Share

Chapter 62

"Cinta bukanlah sebuah ketidaksengajaan tetapi satu hal yang telah Allah rencanakan"

____

“Neng kenapa?”

Dia menatapku panik. Aku menggeleng buru-buru. Tentu saja aku tidak ingin mencederai apa yang Papa sudah rencanakan matang-matang.

“Nggak apa-apa, Kang. Karena belum sarapan aja mungkin.” Kupaksakan tersenyum menahan sekuat mungkin.

Dia tetap menatap cemas. Mimiknya menegang. Meski aku berusaha meyakinkannya Tapi rasa sakit itu bukannya berkurang justru kian mendera. Otot perutku seperti ditarik dengan kuat. Kepalaku serasa berputar. Kali ini dia tak tahan hanya memandangiku yang semakin kesakitan. Dia bangkit menahan bahuku sembari memanggil papa.

Menit selanjutnya aku tak sanggup lagi berbicara. Tubuhku gemetar hebat. Keringat dingin bertimbulan membasahi kening dan punggung. Kak Sarah berlari panik memegang pelipisku. Menyusul papa yang berjalan tertatih diikuti ustaz Husni. Keadaan menjadi panik.

Kemudian aku menjadi sangat lemas. Terkulai tanpa daya. Dia membopongku masuk k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status