Share

Bab 64

"Kamu gak mau tidur sama aku? Kamu dosa, lho. Kamu itu statusnya istriku, dosa besar kalau gak layani aku." Dewa kembali bersuara.

Aku terkekeh. "Dosa? Kamu juga dosa. Kalau kita tidur bareng lebih dosa."

Mata Dewa seketika membeliak. "Kok bisa? Aturan dari mana itu?"

Segera kutarik tangannya dan mendudukkan di sampingku. "Denger, ya. Jadi suami itu besar tanggung jawabnya. Harus jaga ucapan juga. Kamu gak ingat? Dari awal kita nikah, kamu udah ada rencana ceraikan aku, bahkan diomongkan secara terang-terangan. Itu kalau dalam ajaran agama, secara gak langsung udah jatuh talak. Ngerti gak?"

"Terus kita harus gimana? Tapi, ucapan dan niat itu kan gak beneran." Dewa masih bersikukuh membela diri.

"Meski gak beneran. Makanya itu sebagai suami harus jaga ucapan. Beda sama istri, seribu kali si istri minta cerai gak akan pengaruh. Tapi, kalau suami sekali aja ngucap kata pisah, udah jatuh talak. Kalau kamu mau, gimana kalau kita bangun nikah? Istilahnya kita perbaiki dan ijab qabul ulang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status