Share

Menuntut Hak

Rumah megah bak istana sudah di depan mata. Mobil hitam nan mewah pun sudah memasuki gerbang. Darren bergegas turun. Kaki jenjangnya melangkah tegas menuju rumah. Tempat pertama yang Darren tuju tentu saja kamarnya.

Baru saja merebahkan diri, terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk saja, tidak dikunci," ujarnya.

Darren merubah posisinya menjadi duduk setelah tahu siapa yang menemuinya.

"Bagas beneran datang ke kantor?" tanya Sadewo.

"Iya. Meminta yang tentu saja menurutnya adalah sebagai haknya."

"Tolong pertahankan apa pun yang terjadi."

"Baiklah, tenang saja."

"Ayah bertanya boleh?"

Darren mengangguk. "Silakan!"

"Bagaimana kalau Ayah kembali bersama ibumu?"

Darren tersenyum tipis. Ia menjawab jika keputusan itu sudah pasti ada di tangan Rossi.

"Aku bukan anak kecil yang harus dibujuk rayu agar menerima pinangan seseorang kepada ibunya. Itu urusan kalian."

"Intinya setuju?"

"Kalau ibu bahagia, aku pun turut. Tapi, yang menjadi pertanyaan, apakah ibu mau?"

Mendengar pertanyaan demi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status