Share

Bab 77

Keringat bercampur darah menetes dari kepala dan segera membeku di cuaca yang dingin. Hawa panas belum mereda, sudah digantikan oleh hawa dingin yang menusuk tulang.

"Intan ...." Wandi terengah-engah. Kepingan salju jatuh ke bulu matanya. "Kita ... kita benaran tidak bantu mereka? Hanya tunggu di sini?"

"Laksanakan perintah! Kita diminta untuk menjaga gudang makanan, maka kita harus menjaga gudang makanan." Intan bersandar di dinding. Walau memakai baju pelindung, ada dua luka di lengannya, tidak berdarah maupun sakit. Namun, rasa lengket yang bercampur dingin sangat tidak nyaman bagi Intan.

Intan melihat teman-temannya yang terluka, baju pelindung mereka juga acak-acakan. Pertempuran tadi sungguh berat.

"Apa kalian baik-baik saja?"

Marsila melambaikan tangan, tidak kuat untuk berbicara.

Dari tumpukan mayat di samping, ada mayat musuh, ada mayat rekan mereka. intan dan empat temannya sangat sedih.

Pasukan musuh terus menyerang. Intan melompat berdiri dan berteriak, "Mereka datang lagi,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status