Share

45. Luka

Pemilik warung itu terlihat gemetar ketika menerimanya, tetapi wajahnya lega karena semua kerugian diganti.

Jexeon turun dari meja, mendekat ke arahku. Mengulurkan tangan. Aku menerimanya, dia menggendongku.

Berbeda dari Roan atau cowok-cowok romantis di TV. Jexeon selalu menggendong depan selayaknya aku anak balita. Dia sangat tinggi, badannya besar. Sepertinya dia sungguh berasal dari bibit tiang listrik.

"Tunggu pembalasan kami!"

Orang-orang itu keluar dari warung dengan langkah tertatih mengangkat temannya yang terluka. Aku melingkarkan tanganku di leher Jexeon. Memeluknya.

Pria ini melindungi ku, menjagaku dan bisa dijadikan sandaran. Aku merasa sangat aman saat bersamanya.

Jexeon berjalan keluar dari warung, menuju mobil. Aku merasakan ada yang basah di tanganku, berasal dari punggungnya. Ketika kulihat, tanganku ada darahnya. Aku segera mendorong tubuhku ke belakang. Menghadap Jexeon.

"Mas, darah."

Aku menunjukkan darah di tanganku, aku kembali memeluknya, melihat punggun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status