Share

6. Singa Hitam

Langkahnya terhenti ketika mendengar suara perkelahian, Arjun mengintip di salah satu gang. Ada lima orang bersenjata melawan satu orang. Matanya melotot ketika melihat wajah orang itu di bawah cahaya remang-remang lampu.

"Jexeon, si singa hitam?" gumamnya. Melihat seksama.

Beberapa waktu lalu, di sekolah, para anak nakal yang sering mengganggunya mengeluh tentang pria yang dijuluki sebagai singa hitam. Mantan gengster yang menjadi raja jalanan. Ditakutin semua preman. Tidak ada yang berani melawannya.

Arjun tidak sengaja melihat foto Jexeon di layar ponsel temannya, dia sangat terkenal sampai remaja pendiam seperti Arjun saja tahu.

Matanya sungguh takjub melihat gaya berkelahi Jexeon, dengan sangat cepat menghajar lima orang sekaligus. Lima orang yang kesakitan itu pun berjalan pincang mengaku kalah. Jexeon mengenakan hoodie hijamnya lagi dan berlalu dari sana.

"Keren," ucapnya. Masih takjub.

Arjun berjalan ke lokasi bekas perkelahian, tersisa kayu yang patah dan besi. Lampu remang-remang menyinari sesuatu yang sedikit berkilau. Pantulan besi kecil yang berada di logo dompet.

Kayu yang menghalangi dompet disingkirkan, ia memeriksa isi dompet, ada KTP, beberapa kartu hingga kartu aneh berwarna hitam. Ada cipnya. Ia mengerutkan kening.

Dari sekian banyak kartu, ada satu kartu yang membuatnya melotot. Ternyata Jexeon anggota keluarga Siluet, dia pernah dengar dari Ayahnya, kalau ada orang-orang yang menguasai perdagangan internasional di balik dunia hitam. Salah satunya adalah Siluet, nomor 1 terkuat di Indonesia.

Perdagangan manusia, senjata, obat-obatan terlarang dan lain sebagainya. Ayahnya berpesan supaya ketika dia atau kakaknya memimpin Candra Grup, tidak boleh mengganggu mereka. Karena mereka jauh lebih kuat dari pemerintah.

Informasi itu diberikan hanya kepada pewaris 30 besar perusahaan yang di Indonesia, ayahnya meminta untuk menghafal ciri-ciri mereka. Dari anggota, lambang, hingga apa saja yang mereka kuasai. Supaya para penerus perusahaan besar itu tidak terlibat dengan mereka.

Teman-temannya bodoh, menganggap Jexeon mantan anggota gengster. Tentu saja kelasnya berbeda. Jexeon jauh lebih kuat dan tidak bisa dibayangkan karena menjadi anggota keluarga siluet.

"Apa yang kau lakukan?"

Pertanyaan itu membuat Arjun terperanjat, dia berbalik, badannya gemetar melihat sorot mata Jexeon. Seperti perkataan teman-teman, pria di hadapannya seperti singa yang siap membunuh. Ia menelan saliva.

"Iii... ni dompetmu," ucap Arjun terbata-bata. Remaja laki-laki itu menunjukkan dompet kulit berwarna hitam.

Jexeon mengulurkan tangan, bersiap menerima dompetnya kembali. Tanpa senyum sedikitpun.

Jika pria seperti ini melindungi dia dan kakaknya, sepertinya mereka bisa selamat atau... malah mereka yang mati di tangan Jexeon.

Namun, ia harus mengambil kesempatan ini. Arjun menarik tangannya, menyembunyikan dompet yang dipegang. Jexeon menelengkan kepala, tidak mengerti tindakan Arjun.

"Tolong bantu aku," kata Arjun. Dia tidak berani menatap mata Jexeon. Masih menyembunyikan dompet kulit itu.

Suasana hening, hanya suara mobil yang terdengar dari jalan raya besar di balik gedung. Lampu yang menyinari mereka bergerak karena hembusan angin.

"Kau tahu sedang berbicara dengan siapa?"

"Jexeon, si singa hitam."

"Bukankah kau sedang ketakutan?"

Arjun menelan saliva, aura pembunuh begitu kuat dari Jexeon. Membuat tubuhnya terasa bergetar tanpa bisa dikendalikan.

Remaja laki-laki itu menekuk lutut, menunduk dengan sangat merendah. Membuang harga dirinya.

"Aku adalah pewaris Candra Grup, saat ini sangat membutuhkan perlindungan darimu. Aku siap tunduk ke keluarga Siluet ketika nanti memimpin Candra Grup. Tolong bantu kami."

Jexeon terkejut karena Arjun tahu tentang keluarga Siluet, dia merebut dompetnya dari ganggaman Arjun, mengecek isinya. Tanda pengenal dari keluarga Siluet hanya memakai simbol, tidak ada nama dan tidak banyak yang tahu. Rupaya remaja laki-laki di hadapannya sungguh pewaris Candra Grup.

"Aku bukan lagi anggota Siluet," ucap Jexeon. Berbalik, berjalan meninggalkan Arjun, tidak tertarik membantu.

Melihat kesempatan hampir hilang di depan mata, Arjun berdiri dan buru-buru menghadang Jexeon seperti sudah mengalahkan rasa takutnya.

"Aku mohon, jika kau tidak membantu, aku dan kakaku bisa mati. Aku akan membayar berapapun."

"Kekayaanku melebihi orang terkaya di Indonesia, apa kau mau membayarku pakai nyawa?" Jexeon mendekat, mengintimidasi.

"Kalau itu yang kau mau, aku siap mati asal kakakku selamat."

Arjun serius dengan ucapannya, dia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan kakaknya. Sorot mata tajam itu membuat Jexeon... tertarik.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Akhirnya jodoh Yua nongol juga
goodnovel comment avatar
siti yulianti
semoga sang. penyelamat singa hitam dapat membantu Arjun dan yua
goodnovel comment avatar
PiMary
Seru....lanjut thor.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status