Share

Bab 20 Bapak Mertuaku Meninggal

“Bapak!”

“Dek, tolong panggilkan warga yang lewat di depan rumah!” titah suamiku histeris. Aku yang panik kala itu segera bergegas menuju pintu depan. Tak kuhiraukan perutku yang sudah sangat bulat sempurna. Kupanggil sesiapapun yang melintas. Pastinya mereka adalah para lelaki yang hendak pergi ke masjid. Di tengah-tengah aku memanggil mereka, azan maghrib berkumandang. Membuat para lelaki itu berlarian mengejar waktu menuju masjid. Tak seorangpun mendengar panggilanku.

“Bang,” panggilku kecewa, namun sayup terdengar isak tangis suamiku dari bilik kamar. Begitupun suara Masno yang terus menyebut ‘kakek’ diiringi tangis.

Kutekan daun pintu dan kulihat bapak mertuaku telah terbujur kaku di atas pembaringan yang selama ini ditempatinya.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.” Kalimat itu spontan terucap dari lisanku.

“Dek, bapakku udah meninggal, Dek, bapakku udah gak ada,” tangis bang Haris sambil memelukku. Tak dapat kubendung air mata ini, hingga tumpah membasahi pipiku juga. Kuingat s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status