Share

Bebas

"Sudah lega sekarang, Ren, diterima lamarannya sama Afi?" goda Bunda Nilam saat di dalam mobil hendak pulang dari panti.

Rendra hanya membalas dengan senyuman dan menatap lurus ke depan. Iseng, Nissa meniup telinga kakaknya dari samping karena ia duduk di sebelah Rendra sedangkan Bunda Nilam di depan bersebelahan dengan supir.

"Dek!" sungut Rendra merasa risih dengan kejahilan adiknya.

"Apa sih, Kak?" balas Nissa dengan cekikikan.

"Bisa diem nggak?"

"Dari tadi juga Nissa diem, Kakak aja yang nggak lihat. Mata fokus ke depan, tapi pikiran kemana-mana," kelit Nissa.

Rendra tetap diam dan tak menanggapi ucapan Nissa, adiknya ini memang kerap jahil padanya.

"Nis, jangan ganggu Abangmu!" ucap Bunda dengan nada mengejek.

"Iya, Abang." Nissa dan Bunda tertawa terbahak-bahak dengan keanehan Afi yang memanggil Rendra Abang.

"Diam nggak kalian? Kalau nggak, Rendra turun sekarang juga!" omel Rendra.

"Iya, Abangku yang comel. Jangan marah, nanti gantengnya ilang." Nissa berusaha menahan tawanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status