Share

Mulai berani

tok..

tok..

tok..

" loh dam? ngapain?" tanya alana

" emang nggak boleh?" ketus Damian

" Yee ditanya malah marah, brantem sama Rut?" ejek Alana

" kenapa sih ribut-ribut? loh dam?" ujar Sarah

" Bu aku makan dulu" ujar Damian lalu berlalu

masuk ke dapur dan mulai mencari makanan, namun tidak ada satupun makanan yang bisa ditemukan.

" ibu nggak masak?" tanya Damian emosi

" masak, cuma udah abis" jawab Alana

" tolong buatin aku mie dong mbak, aku udah lapar banget" ujar Damian

" enak aja, sana suruh istrimu" ketus Alana

" gara-gara uang bulanan dia diambil buat berobat andre kemarin Rut mogok masak" ujar Damian

" astaga, istri kamu emang rada enggak beres" cecar Alana

" sudah diam. ambil mie di etalase atas.. masak atau ibu suruh Damian nggak nanggung biaya kamu sama andre" ancam Sarah

akhirnya Alana membuatkan semangkok mie instan untuk Damian, Damian bahkan makan seperti orang yang kesurupan.

" buset, pelan-pelan dam " tegur Alana

" lapas mbak" jawab Damian

setelah selesai, Damian duduk diteras bersama Alana dan sarah.

" Andre gimana mbak?" tanya Damian

" udah mendingan, sana kamu pulang udah malam nih" usir Alana

" aku pusing, malas dirumah" ujar Damian

" kamu loh dam, kerja seharian capek masa makan aja nggak punya duit" ujar Sarah

" punya Bu, tapi itu tabungan aku" ujar Damian

" istrimu itu harus ditegasi, kalau nggak dia bakalan semena-mena sama kamu" ujar Sarah lagi

" ya gimana dia aja belum bayar listrik air dan cicilan mobil, ditambah stok makanan habis ya gitulah Rut tantrum" ujar Damian

" suruh kerja aja si Rut, kamu nih bego banget" ujar Alana

" enggak ah, entah posisinya lebih tinggi lagi" ujar Damian

" loh kenapa begitu?" tanya Sarah

" Bu, Rut itu lulusan S2 dari Oxford, kampus paling oke di dunia nah aku cuma S1 di dalam negri lagi" ujar Damian

" bisa jatuh harga diri kamu tuh dam" ujar Alana

" ya iya, tapi aku bingung gimana mau tegasin dia, posisinya emang dia nggak pegang uang buat belanja" ujar Damian pusing

" sehari 50 aja dam, buat 3x makan. nanti listrik, air sama cicilan kamu bayar langsung aja" ujar Alana

" nah betul tu, biar Rut nggak rewel" ujar Sarah tersenyum sinis

" ya udah Bu, aku pulang dulu" ujar Damian

pagi menjelang, Damian dan Rut sibuk dengan kegiatan masing-masing. Damian yang sedang bersiap ke kantor dan Rut dia memilih duduk menonton di depan tv .

" ini uang" ujar Damian

" 50 ribu? untuk apa?" tanya Rut bingung

" belanja hari ini kalau bisa sampai besok ya hemat-hematlah, kamu nih istri kok nggak bisa tawar menawar di pasar" ujar Damian

" mas ? kamu lagi ngigo? ah kamu ambil uang ini dan belanja sendiri" ujar Rut

" jangan kurang aja ya Rut, pokoknya hemat aja dulu sampai gajian aku kasih kamu 50 untuk 2 hari, keperluan yang lain biar aku yang bayar, entar kamu nilap uang lagi" ketus Damian lalu pergi

Damian kembali dari kantor, mendapati makanan di bawah tudung sajinya.

" astaga Rut" teriak Damian

" apa lagi sih mas? ada makanan teriak nggak ada teriak juga kamu" kesal Rut

" apa ini? tempe balado dan bening bayam? gila kamu?" tanya Damian

" loh mas ? maunya dimasakin apa dong? ayam? udang? daging? setengah kilo juga ngga dapet dengan uang 50 ribu" ujar Rut ketus

" memang kamu ini Rut, jawab aja terus. Halah sudahlah kau makan saja makan busuk itu" umpat Damian lalu pergi

Rut menghela nafas panjang, akhir-akhir ini stok kesabarannya menipis karena harus menghadapi tingkah ajaib dari suaminya.

waktu terus berlalu, sebulan, setahun dua tahun bahkan sudah 4 tahun sekarang. Rut dan damian tetap bertahan dengan nafkah 50 ribu sehari.

Damian diam-diam sudah diangkat menjadi manager keuangan di kantornya, namun tetap saja dia masih saja pelit pada sang istri. ibu dan kakak damianlah yang paling banyak menikmati uang hasil kerja keras Damian

" om Andre minta uang dong, mau jajan sama teman" ujar Andre saat datang ke rumah Damian

" salam dulu kek" sindir Rut

" apalagi sih tante, bawel banget kayak ustadzah" ejek Andre

" Rut masuk sana, kamu ni bikin mood Andre berantakan* usir Damian

Rut yang sangat terbiasa dan kebal dengan perlakuan suami dan keluarganya memutuskan untuk diam, masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat.

pintu kamar tiba-tiba terbuka, Damian terlihat sedang senyum-senyum dengan ponselnya.

" apa sih mas?" tanya Rut

" nggak ada, urusan kantor kamu nggak ngerti" jawab Damian ketus

" mas? aku minta uang dong" ujar Rut

" hah! mau ngapain uang? kamu taunya uang aja" marah Damian

" nih liat, dasterku udah sobek, bedak aja nggak punya hgimana bisa cantik" ujar Rut

" udahlah, kamu aja yang malas ngurus diri. banyak kok istri-istri yang berdaster nggak make up tetap cantik, itu Sarwendah istri Ruben cantik aja tuh pake daster" ketus Damian

" astaghfirullah, tapi uang dapur dan uang nafkahnya beda loh mas, kamu udah kayak Ruben belum? nggak usah membanding-bandingkan, sadar diri aja udah 5tahun loh mas" ujar Rut tak kalah emosi

" udah hamil belum kamu ? ngasih anak nggak bisa banyak maunya" ketus Damian

" MAS!! ngomongnya dijaga. kamu aja nggak mau diajak periksa " umpat Rut

ya, memang selama ini Rut selalu rutin memeriksakan kondisi kesehatan dan rahimnya di rumah sakit milik ibunya, bukan tak ingin bergaya namun Rut tau jika suaminya tau dia punya uang maka Damian akan semakin pelit.

" Halah, kamunya yang bermasalah " ujar Damian

" jangan-jangan kamu mandul mas? makanya takut periksa?" tuding Rut

PLAK !!

Damian menampar rut..

" mas" lirih Rut

" jangan bicara sembarangan, kalaupun ada yang bermasalah di antar kita berdua, itu artinya kamu" tuduh Damian lalu pergi

selepas kejadian itu, Rut memilih diam lagi dan mulai mengelola usahanya dengan baik, dia melamar kerja di perusahaan milik ibunya. tentu saja para petinggi perusahaan tau Rut adalah anak dari pemilik perusahaan namun mencoba profesional sesuai permintaan Rut dan Resti ibunya.

" jadi ibu Rut ingin di posisi apa?" tanya HRD mereka menahan tawa

" asisten mama boleh nggak?" tanya Rut lebih menahan tawa lagi

" ini wawancara kerja atau lomba tahan tawa sih" ujar Resti tiba-tiba

" mama" sapa Rut

" jadi posisi apa yang kosong?" tanya Resti lagi

" manager keuangan sedang kosong, beliau lagi cuti melahirkan " jelas HRD

" ya udah kamu Disana aja dulu, kalau ibu Nina udah selesai cuti melahirkan kamu pindah lagi ke bagian apa gitu, atau kalau nggak biar jadi CEO nya aja langsung ". kekeh Resti

* akan aku balas kamu mas ! dikira aku bakalan diam..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status