Share

Kejujuran Vasya

Setelah perdebatan itu, Devan segera berangkat kerja tanpa sarapan. Pikirannya sangat kacau, namun ia masih bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Sangat berbeda dengan Vasya. Pagi itu, ketika dia sampai di sekolah.

Vasya segera memarkirkan sepeda. Tak lupa, ia menyapa satpam yang tengah berjaga. Gadis itu melewati lorong sekolah yang sepi. Tak ada satu pun orang di sana selain dia dan satpam itu. Vasya langsung bergegas ke kelas.

Untuk sekilas, dia melirik jam dinding di kelasnya.

"Jam lima lewat empat puluh pagi," batinnya pelan. Ia membanting tas, duduk, melipat kedua tangannya dan menenggelamkan wajahnya. Gadis itu menangis tak karuan.

"Ayah! Kenapa Ayah kenapa jahat sama Vasya?" batinnya pelan. Untuk sekilas, dia mengelus punggungnya yang masih terasa sakit. Ruang kelas itu menjadi saksi bisu di mana dia menangis untuk meluapkan kekecewaannya.

Sementara itu, Ariana bergegas ke pasar. Di perjalanan, dia tidak sengaja bertemu dengan teman Vasya, yakni Dinda. Ariana pun menger
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status