Share

Pengakuan Seorang Devan

Deg!

"I--itu, dia memang temenku, Bu, Pak. Tapi, dia baik, kok," balas Devan. Lelaki itu menjawabnya dengan perasaan cemas. Sesekali, ia melirik Ariana dengan tatapan sinis.

"Mampus kamu, Mas!" batin Ariana, wanita itu tersenyum licik di hadapan Devan. Rian dan Lila saling menoleh satu sama lain. Mereka berdua tidak habis pikir dengan perlakuan Devan.

"Masa, sih? Kamu sebaiknya nggak usah main lagi sama temen kamu. Mereka itu orangnya nggak baik. Bapak bisa nilai dari penampilannya," tegur Rian dengan nada tegas. Ariana melirik ke arah Devan. Jelas sekali bahwa Devan terlihat ketakutan.

"I--iya, Pak," jawab Devan dengan terbata-bata. Lelaki itu terpaksa berbohong agar semuanya cepat selesai. Ingin sekali dia menampar pipi Ariana. Namun, dia harus menahannya.

"Jangan iya-iya aja, Devan. Ingat, Bapak ini orangnya nggak bisa kamu bohongin, lo. Selama ini kamu kerja apa?! Kenapa di jam siang kamu malah tidur?! Temenmu juga kamu biarin nginep di rumah kamu! Kamu nggak mikirin Istri sama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status