Share

3. Kehamilan simpatik

Andrea menarik kopernya. Ia tahu tak mungkin bagi keluarganya menerima keadaannya apalagi ayahnya yang ia kenal penuh dengan ambisi. Demi mendapatkan kedudukan dan menjaga reputasinya ia bahkan tega membuang anak kandungnya sendiri.

Andai saja ibunya masih ada, Andrea pasti mendapatkan pembelaan. Tetapi kenyataan ia yang sudah ditinggal ibunya sejak balita kembali mematahkan hatinya.

Sambil berjalan tak tentu arah, Andrea sesekali memegang perutnya dan mengajak bayi di dalam kandungannya itu berdialog.

“Kamu tidak bersalah. Aku akan mempertahankanmu meksipun aku terbuang. Kita akan melalui semua ini bersama. Meskipun lelaki itu adalah ayah biologismu dan aku membencinya, tetapi kamu adalah anakku. Aku mencintaimu, aku akan melindungimu.”

******

Wajah Elov teihat pucat, tubuhnya pun tak lagi memiliki tenaga. Sudah beberapa hari ini ia mengalami sebuah penyakit yang aneh. Ia akan lemas di pagi hari dan memuntahkan sisa makanan yang ia makan semalam. 

Tak hanya itu saja, ia pun sensitif terhadap berbagai aroma dan menjadi picky akan makanan bahkan terhadap menu favoritnya pun ia melihatnya dengan tatapan benci.

Kondisinya pun tidak memungkinkan ia untuk mengambil pekerjaan. Syuting ditunda hingga waktu yang tak bisa ditentukan sebab sang bintang tengah terbaring lemah di apartemen mewahnya.

Beberapa kali Finn menemaninya dan membawakan dokter serta menebus resep obat tetapi tak juga membuat keadaan Elov membaik. Sakitnya makin hari makin parah, padahal diagnosis dokter hanyalah kelelahan akibat terlalu sibuk bekerja.

“Apakah aku akan mati? Penyakit ini terlalu langka. Bahkan dokter sekalipun tidak bisa mendiagnosisnya,” gumam Elov dengan suara lirih.

Keadaan Elov pun sudah terdengar oleh keluarganya hingga mereka mendatangkan dokter ahli hari ini. Elov hanya mengizinkan dokter masuk tidak dengan siapapun karena Elov mencegah keadaannya saat ini sampai tersebar ke media.

Dokter pun mulai memeriksa keadaan Elov lalu ia menanyakan keluhan-keluhannya. Dengan lancar Elov menjelaskan apa-apa saja yang terjadi padanya dan yang ia rasakan.

Dokter paruh baya itu pun tersenyum tipis. “Dari hasil pemeriksaan saya, Anda tidak mengidap satu pun penyakit tetapi sebuah sindrom yang dinamakan sindrom couvade atau kehamilan simpatik. Biasanya ini terjadi pada pasangan ketika sang istri tengah mengandung maka suami yang akan mengalami ngidam seperti morning sickness yang Anda alami selama beberapa hari ini,” papar dokter yang membuat Elov tercengang.

“Tetapi saya belum menikah dan saya tidak menghamili siapapun, Dok,” bantah Elov dengan suara yang terdengar parau. 

Dokter sendiri sama terkejutnya. “Oh ya? Oh mungkin saya yang salah, maafkan saya. Tetapi apa yang Anda alami saat ini adalah ciri dari kehamilan simpatik. Semoga saja saya yang salah. Sejauh ini tubuh Anda sehat. Jika ingin memastikannya lagi, Anda bisa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan keseluruhan. Tetapi jika dalam dua atau tiga bulan ke depan keadaan Anda kembali normal, maka hasil diagnosis saya itu benar jika saat ini Anda mengalami sindrom couvade.”

Elov terdiam sambil memikirkan ucapan dokter tersebut. Melihat Elov yang diam saja membuat dokter merasa sungkan. Ia sempat berpikir jika lelaki dengan banyak penggemar dan popular seperti Elov ini mungkin meniduri banyak wanita dan menghamili siapa saja sudah menjadi hal biasa. Tetapi melihat ekspresi kebingungan itu membuatnya menepis pemikiran buruk itu. 

“Saya sudah menuliskan resep obat untuk Anda. Jika keadaannya belum membaik, saya sarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan keseluruhan di rumah sakit. Saya permisi dulu Tuan Elov, semoga lekas sembuh,” ucap dokter kemudian ia mengemasi peralatannya dan keluar meninggalkan Elov yang terus terdiam.

Elov menatap langit-langit kamarnya. Membayangkan penyakit serius yang sulit dideteksi oleh dokter sebenarnya tidak membuatnya begitu takut. Kehilangan pekerjaan sebagai aktor karena lalai dalam bekerja dan terlalu banyak mengambil cuti pun tidak masalah baginya. Tetapi, dua kata dari hasil pemeriksaan dokter tadi seakan mengguncang dunianya. 

Sindrom couvade!

Pemilik mata biru keabu-abuan itu menghela napas panjang. Ia mencoba mengingat, samar-samar adegan panas dirinya melumpuhkan seorang wanita di atas ranjang memenuhi benaknya. 

‘Apakah ….”

Kepala Elov yang tadinya pusing kini mendadak sembuh dan yang ada di pikirannya saat ini adalah menemukan siapa wanita yang sedang mengandung anaknya. Ia harus mendapatkannya dan membuat perhitungan. Ia yakin sekali wanita itu ingin mengambil keuntungan darinya, merusak reputasi dan banyak lagi rencana terselubung yang sudah disiapkannya.

Elov mengambil ponselnya untuk menghubungi Finn, meminta asistennya itu untuk menebus obat.

“Oh God! Apa Anda lupa, bukankah Anda pernah meniduri seorang gadis di hotel. Bisa saja dia tengah mengandung anak Anda!” pekik Finn setelah ia mendengar cerita Elov.

Wajah Elov memerah tegang. Bagaimana ia bisa lupa dengan gadis itu. Ingatan Elov kembali lagi pada malam di mana ia meniduri seorang wanita dalam keadaan mabuk, mengira wanita itu adalah Celine hingga amarah bercampur mabuk alkohol itu membuatnya kehilangan akal lalu memperkosa wanita itu.

Setelah kejadian itu Ia telah memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa rekaman juga data gadis itu, tetapi ternyata gadis yang datang ke kamarnya malam itu menggunakan identitas orang lain untuk bisa menembus managernya.

Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk mencari tahu, tetapi Elov yang sibuk dan acuh serta gadis itu tak datang untuk meminta pertanggungjawaban atau membocorkan masalah ini ke media, Elov pun melupakan saja.

Elov memaksa mengingat bagaimana ia bisa melakukan kesalahan di malam itu. Semua bermula saat ia mendapatkan rekaman video di mana Celine sedang bergulat dengan seorang pria tanpa busana di atas ranjang. Geram, Elov melampiaskan pada minuman hingga ia mabuk padahal ia harus datang ke hotel untuk mengeksekusi wanita yang sudah membuat berita palsu di sosial media. Namun sayang, ia salah sasaran hingga mengakibatkan seorang gadis kehilangan kesuciannya.

“Tuan, apa jangan-jangan dia sedang ham—”

“Aku tidak mau tahu, kamu harus berhasil menemukan wanita itu dalam waktu dua puluh empat jam! Cari sampai ketemu, pastikan dia tidak hamil anakku!”

“Tetapi wanita itu tidak ditemukan di mana pun, Tuan. Kita telah mencarinya dan hasilnya nihil, Anda pun tahu alasannya, dia memakai identitas orang lain,” tutur Finn, ia sendiri meragu.

Manik kelabu itu menatap Finn dengan tajam. “Cari lagi. Apa kamu mau dia lebih dulu meledakkan masalah ini dan karierku tamat?” hardik Elov.

Finn menggeleng. Ia akan mencari lagi bahkan akan terus mencari meskipun mustahil menemukan satu jarum dalam tumpukan jerami segudang. Jika saja wanita itu tidak melakukan penyamaran dan menutupi wajahnya dengan masker saat masuk ke dalam hotel maka sangat mudah menemukannya. 

Masalahnya, identitas yang ia gunakan adalah milik seorang lelaki. Pria bodoh yang mabuk di kelab malam dan tak tahu siapa yang sudah mencuri kartu identitasnya. Sementara Elov hanya ingat jika wanita itu mengatakan ‘wawancara’ padanya.

“Mengapa kamu masih di sini? Segera tebus obat itu lalu kerahkan anak buahmu untuk mencari wanita itu. Dia berbahaya, Finn!” tekan Elov merasa sangat kesal. Finn pun bergegas pergi agar tidak diamuk Elov.

‘Siapa dia?’ tanya Elov dalam hati.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status