Share

Bab 38

Aku berteriak menoleh ke arah kiri dan kanan jalan setapak, tapi tak kutemukan ia karena saat itu malam sangat gelap, tak ada cahaya bulan, hanya ada penerangan dari rumah warga dan dari ponselku saja.

"Kemana dia? Dasar gak jelas," dengusku.

Kesal, kulanjutkan langkah. Karena si Parman malah kabur aku jadi harus cari saksi yang baru. Kira-kira siapa ya?

Akhirnya aku pun melangkah lebar-lebar sambil terus berpikir.

"Hahahaha bisa aja kamu ini Riiip, Riiip."

Mendadak langkahku mati, saat aku melihat Parman sedang cekikikan di pos ronda bersama teman-temannya.

Tubuhku kembali meremang, dadaku berdebar tak karuan. Sementara kedua kakiku terasa bergetar hebat.

Kalau Parman ada di pos ronda lalu yang tadi bersamaku itu siapa? Apa jangan-jangan itu ... Nila?

Napasku kembali tercekat, buru-buru aku berlari ke rumah meski kedua kakiju terasa lemas dan melayang dari bumi. Aku tahu, kalau sesuatu yang aneh terjadi sudah pasti Nila sedang datang menakutiku.

Bruk. Gedebushh.

Saking kencangnya ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bapak Sulis
pesan moralnya kurang bagus. kenapa yg jahat selalu berhasil sedang tokoh baik kalah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status