Share

202. Teman Selamanya

Senyum kecut muncul di wajah Bu Tinah. Melihat itu, Fea merasa tidak nyaman untuk meneruskan pembicaraan.

"Bu, maaf, kalau Ibu rasa ..."

"Tidak apa-apa, Fea. Semua sudah terjadi. Meskipun disesali, tidak mungkin diulang." Bu Tinah menjawab, memotong perkataan Fea. "Kami keluar dari rumah besar dan tinggal di kontrakan kecil. Kupikir suamiku akan bertobat dan menyesali kesalahannya."

Fea menatap Bu Tinah. Kalimat yang dia katakan seolah membuka kisah yang lebih pilu. 

"Dia mencoba mencari kerja ke sana sini, hanya bertahan beberapa waktu, selalu saja dipecat. Sebab kebiasaan minum dan berjudinya sulit dia lepaskan. Aku juga tidak habis pikir, bagaimana bisa dia begitu terikat dengan dua hal bodoh itu. Sejak kenal dia tidak pernah aku melihat dia bersikap buruk. Tapi ternyata ..."

Tatapan Bu Tinah kembali sedih. "... dia tak berdaya, tahu dia salah, tetapi tak mampu menjauh dari kebiasaan buruknya. Sedang aku tidak bisa kerja penuh seperti saat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status