Share

208. Nyonya Masih Ingat Saya?

"Pak Rahmat! Samir!" Suara keras Arnon menggelegar ke seluruh ruangan di rumah besar itu.

Samir dan Rahmat tergopoh-gopoh datang menemui Arnon.

"Ya, Tuan Muda!" sahut keduanya sambil berdiri berjajar di depan Arnon.

"Segera urus dengan sekuriti. aku tidak mau sampai pers akan mengganggu para tamu. Sudah paham yang aku maksudkan?" Arnon tidak mau berpanjang lidah.

"Siap, Boss! Kalau macam-macam, mereka dituntut, kan?" Samir langsung menimpali cepat.

"Ya. Kalau sampai berita miring yang muncul, aku ga tanggung-tanggung kejar mereka. Itu pasti," jelas Arnon. "Sekarang silakan diurus, aku mau mandi. Gerah banget rasanya."

"Siap, Boss!" Kedua pria itu mengangkat tangan memberi hormat.

Arnon berbalik dan melangkah cepat menuju ke lantai atas, ke kamarnya.

"Siapa yang bikin ulah, siapa yang repot." Samir menggerutu.

"Orang punya duit itu bebas. Ga usah ngiri. Ntra kalau kamu udah kaya, bikin juga yang lebih seru. Buat hutan saa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status