Share

62. Garis Depan

Pria besar itu tampak gusar. Seekor kuda sudah berdiri dengan gagah dan siap ditunggangi. Sepertinya kuda itu memang disembuhkan agar dapat ia gunakan untuk pergi. Empat belas rekannya masih bergelimpangan mengaduh memegangi anggota tubuhnya yang sakit. Pria itu merasa tak tega meninggalkan mereka.

“Kau akan pergi atau hanya berdiri di situ?” sindir Perdana. “Oh, aku tahu!” Perdana mengatupkan tangannya dan seolah merapalkan sesuatu.

“Baik! Aku akan pergi!” seru pria besar itu dan segera melompat ke punggung kuda. Sekali sentak dan kuda hitam itu segera melesat diiringi tawa murid-murid Padepokan Rakajiwa.

Perdana tersenyum menyaksikan pria besar itu meninggalkan padepokan dan meninggalkan rekan-rekannya yang masih kesakitan. Namun ia juga menyimpan kekhawatiran. Sebentar lagi pasti ada pasukan dalam jumlah lebih besar akan segera datang.

“Perdana! Apa yang terjadi?” seru Legawa yang baru saja datang dari rumahnya. Lelaki itu berjalan cepat menghampiri Perdana dan menyaksikan empat be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status