Share

80. Pagi yang Muram

Jakarta, 16 April 2018

Bram memasang kembali penutup ponsel yang ada di tangannya. Wajah lelaki itu tampak muram. Penerangan remang-remang di ruang perpustakaan milik pamannya menambah redup suasana hatinya. Dengan gusar dia letakkan benda pipih di tangannya itu ke sudut meja.

Diempaskannya punggung ke leher kursi kayu yang didudukinya. Tangan lelaki itu tampak gemetar. Riuh di dadanya seirama dengan kericuhan di kepalanya.

“Rara, kenapa kamu lakukan ini?” Lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke depan. Menumpu tubuh dengan kedua siku yang menempel di atas meja. Jemarinya menjambaki rambutnya sendiri.

Marah, sesal, kecewa, membaur menjadi gelombang pekat yang mengempaskannya dengan begitu keras. Sakit. Satu kata yang hampir dia lupakan selama ini. Ternyata Bram masih bisa merasakannya.

Saat ini, Bram hanya bisa berharap waktu bisa diputar ulang. Agar dia tidak perlu mengenal gadis yang selama ini telah merenggut seluruh hati dan pikirannya. Gadis yang ternyata tidak pantas dicintai se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kharem Nisya
tetap bertahan Bram.. semua pasti ada penjelasan kalau sama" Jujur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status