Share

87. Gadis Bodoh

Jakarta, 7 Februari 2018

Makanan di meja mereka sudah tandas. Perut Amara terasa penuh.

Beberapa saat lalu, Bram memaksanya menghabiskan lauk-pauk yang dipesannya. Lelaki itu juga menuangkan lagi satu sendok nasi ke piringnya.

Sekarang, Amara jadi banyak menguap. Rupanya, Bram memperhatikan.

“Kita pulang setelah agak lengang, ya, Ra,” dalih lelaki itu sambil mengaduk-aduk minuman hangat di depannya.

Sebenarnya, bukan masalah lalu lintas yang jadi pertimbangan Bram. Orang yang mengikuti mereka dengan minibus silver itu yang Bram khawatirkan. Orang itu membuntuti mereka. Bram tahu itu.

“It’s okay, Pak. Nggak apa-apa,” sahut Amara. Padahal, dalam hati gadis itu menyesal.

Semestinya, Amara bertahan untuk pulang dengan taksi saja. Pasti sekarang Amara sudah berada di kamarnya yang nyaman. Amara juga tidak perlu menghadapi rentetan pesan yang tiba-tiba tidak henti masuk ke ponselnya. Perbuatan yang dilakukan oleh seorang lelaki gila yang rupanya mengutus orang untuk menguntit mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nina Milanova
Terima kasih support nya, Kak
goodnovel comment avatar
Nisya Kharem
Raymond yang bodoh tidak mengenal Bram...hadeh masih blom kelar prahara nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status