Share

Akhir Cerita

Ada sebuah dongeng waktu aku SMA, bahwa tempat ini adalah salah satu spot terseram di sekolah.

Sebuah pohon beringin tua yang terasingkan. Akarnya merambat tebal ke bawah, sementara daunnya yang rimbun menutup akses cahaya.

"Kamu mau ajak aku kabur apa uji nyali?" ledekku sambil berkacak pinggang.

Levin berdecih, merasa pintar. "Diam deh. Meski tempat ini bikin malas, tapi satpam itu gak akan kepikiran kita ada di sini."

Aku mengangkat bahu, lalu menjatuhkan diri di akarnya yang besar.

"Adem juga ya?" celetukku sambil melihat sekitarku yang didominasi oleh kebun.

Sekolah ini dulunya kebun besar sih, jadi sebagian lahannya tidak berubah. Levin menyusulku duduk, meraup rambutnya dengan kasar tanpa menjawab apa pun.

Dia terkekeh dengan kepala dibenamkan ke lutut.

"Kenapa?" tanyaku mencoba memancing.

Benar saja, anak ini langsung mengangkat kepala dengan wajah protes.

Dia menyelipkan rambutku ke telinga. "Mana mungkin, Tuan Putri. Sudah tugasku," ucapnya lembut.

Pandangannya menurun. "Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status