Share

Attack of Playboy
Attack of Playboy
Penulis: Secret Dita

Prolog

Tahun Kedua Semester I | Waktu Bagian Ambyar

Di dunia yang penuh misteri ini, kira-kira mana yang lebih banyak?

            Cowok berengsek atau cowok berjiwa pahlawan?

            Kita enggak akan pernah tahu, sampai kita berhadapan langsung. Namun, jangan sampai tertipu! Sebab, cuma ada perbedaan tipis di antara mereka.

            Sama halnya dengan yang sedang dialami Aika Bintang Callista. Siswi teladan yang namanya meroket di SMA Internasional Andenvers. Di tengah lapangan, gadis berbibir glossy itu terengah-engah setelah menghindari kejaran seorang cowok.

            Namun tetap saja, bila ditakdirkan bertemu, mau lari sampai ke ujung dunia pun bakal sia-sia.

            “Hah, huh, bentar, perut aku sakit,” keluh Aika seraya menekan perutnya dan mengatur napas.

            Tiap hari, ada saja peristiwa aneh yang terjadi di hidupnya. Ia tambah stress karena melihat Haris Satya Cakrawala berhasil menyusul. Cowok berambut model comb over itu menenteng sekotak cokelat berbentuk hati.

Aika sengaja menyentakkan kaki jenjangnya buat menutupi sekujur tubuh yang bergetar.

            “Kenapa sih kamu ngikutin aku terus?”

            “Denger-denger, kamu udah buka hati ya?” ceplos cowok itu tanpa babibu.

            Dari awal masuk sekolah, Aika memang jagonya nolak cowok. Gak terhitung berapa kali kalimat klise, ‘Maaf, aku mau fokus belajar’ sudah terlontar sejak tahun pertama berlalu.

            Alasannya bukan ecek-ecek karena gadis itu benar-benar membuktikan hasil belajarnya. Juara umum pertama se-Andenvers.

            Walau di balik semua pencapaian itu, ada banyak yang harus dilalui. Serunya cinta monyet mesti ditinggalkan, hari yang berat, dan sepinya malam.

            Sebenarnya, ada alasan lain yang lebih kuat dibanding fokus belajar.

            Aika alergi cowok. Dia bakal langsung tertidur pulas tiap dekat cowok yang dirasa mengancam. Bahasa medisnya, Aika punya penyakit Narkolepsi—gangguan sistem syaraf yang bisa menyebabkan rasa kantuk berlebih atau tiba-tiba. Walau belum pasti penyebabnya, Kasus Aika yang satu ini dipercaya Amara berhubungan erat dengan masa kecil anak gadisnya itu yang sempat cedera otak karena hampir diculik.

            “Kata siapa?” Aika mendelik pada Haris.

“Postingan I*. Kamu hangout bareng si Levin, kan? Aku yakin kalian belum jadian, kan? Itu berarti aku masih punya kesempatan?” racau Haris.

            “Ah ....” Akhirnya Aika paham ke mana arah pembicaraan Haris.

            Levin Jordan.

            Aika menelan ludah saat sosok si pemilik nama terbesit dalam bayangan semu. Dia adalah cowok istimewa yang ditemuinya waktu MPLS atau OSPEK setahun yang lalu.

            Entah kenapa hanya pada Levin, alergi Aika gak bekerja.

            Sampai sekarang, Aika mencari alasan kenapa semua ini bisa terjadi.

            Padahal, asal kalian tahu, Levin Jordan itu cowok yang nakal.

            “AIKA! AIKA!” Tubuh Aika berguncang keras. Ia tersentak, kembali dari lamunan tentang Levin Jordan. Tapi yang lebih bikin jantungan adalah muka Haris berada dekat dengan Aika.

            Sangat dekat sampai bikin mata Aika juling.

            Sontak, gadis itu berteriak, “AAAAAAA!!!”

            Sensor jantung di jam tangannya bercahaya merah, menunjukkan detak yang perlahan melambat. Gak habis pikir memang, orang kalau kaget biasanya sport jantung.

Lain halnya dengan Aika—setelah tragedi penculikan semasa kecil—hal langka mulai terjadi di kehidupannya, terutama berkaitan dengan cowok.

            Kalau seorang cowok membuat Aika merasa terancam atau sekadar kaget, sesuatu terjadi.

            Bola mata berbinar Aika bergerak ke atas, memutih. Kelopak matanya pun segera terkatup saking mengantuknya.

            Dia bukan putri tidur.

            Dia, Aika Bintang Callista, yang ingin dicintai.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zain losta masta
gaya penulisannya bagus banget kak.. salam kenal ya. jangan lupa mampir ya kak. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status