Share

38. Bianglala

Fany

Adrian membeli dua kembang gula berwarna merah muda. Bentuk makanan manis itu seperti awan. Cukup besar untuk kami makan berdua.

“Sudah kan? Bisa kita kembali ke apartemen?” tanya Adrian. Ucapannya membuatku terdiam.

“Jadi jauh-jauh kemari, hanya beli kembang gula?” Menyebalkan, dia malah tertawa kecil sembari menggandengku, hingga tenggelam ke dalam lautan manusia.

Musik karnaval bersahutan dengan tawa pengunjung. Begitu banyak stall penjual makanan, pakaian, juga mainan. Satu yang menarik perhatian, sebuah wahana merry-go-round. Aku selalu naik itu ketika ada pasar masal di Glendale, kali ini ukurannya lebih besar.

“Oh, sampai lupa,” ucapnya. “Tradisi Tuan Puteri, pertama naik kuda, sebelum bersenang-senang.” Dia menggandeng ke sana.

Setelah membeli karcis aku duduk di kuda putih, sementara Adrian di kuda hitam sampingku.

Musik khas Merry Go Round mulai terdengar. Lampu berkedip-kedip, wah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status