Yasmin menggigit bibir. Hatinya penuh dengan kebencian!Lalu, dia melepaskan bibirnya dan ada bekas gigi di bibirnya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Yasmin mengeluh, "Kenapa kamu harus memperlakukanku seperti ini? Aku nggak melakukan kejahatan apa pun! Walaupun kamu ingin menyiksaku, usahamu sudah cukup, 'kan? Sebenarnya kapan kamu baru akan melepaskanku?! Aku hanya ingin pergi. Makin jauh, makin baik!"Makin banyak Yasmin berbicara, dia makin tidak bisa mengontrol emosinya.Air mata mengalir di pipinya. Dia merasa sedih dan tak berdaya.Dia tidak bisa melihat ekspresi Daniel dengan jelas karena matanya yang berkaca-kaca.Daniel mengernyit, kemudian dia langsung menarik kerah baju Yasmin."Ugh!" Yasmin kesakitan karena lehernya tercekik. Air mata menodai wajahnya yang cantik. Dia terlihat sangat kasihan."Apa kamu sedang bertingkah denganku? Hm?"Yasmin yang sedang menangis tercengang. Dia seolah-olah tidak bisa memahami isi pikiran Daniel.Daniel memperingati, "Aku mengizinkanmu berti
Daniel melempar menunya dan pelayan wanita itu buru-buru menangkapnya. Lalu, dia membungkukkan tubuhnya sambil melangkah mundur sampai dia keluar dari ruang pribadi.Di ruang pribadi hanya ada mereka berdua, tapi udaranya terasa sangat tipis. Yasmin pun tidak bisa bernapas dengan normal.Dari tadi Yasmin menundukkan kepalanya. Dia juga tidak keberatan ketika dia ditatap orang dengan tidak sopan.Orang yang benar-benar membuatnya marah adalah Daniel ...."Setengah tahun."Awalnya Yasmin tidak mengerti. Setelah tercengang selama beberapa detik, dia baru paham.Rasa gembira yang menyelimuti hatinya langsung membuat wajahnya berbinar-binar. Daniel memberinya batas waktu?Mata hitam Daniel fokus pada wajah cantik itu.Yasmin mencoba menawar, "Apa boleh tiga bulan?"Tatapan mata Daniel menjadi sinis. "Yakin?"Yasmin yang ketakutan berkata, "Setengah tahun saja ...."Dia hampir kehilangan satu-satunya kesempatannya.Walaupun setengah tahun lama, itu masih merupakan sebuah harapan.Daniel menj
Saat perjalanan pulang, Yasmin yang di mobil melihat pemandangan di luar tidak benar.Dia tidak tahu Daniel mau membawanya ke mana, tapi yang pasti ini bukan jalan pulang ke rumahTujuannya sudah jelas.Yasmin sudah menunda waktu terlalu lama. Bagaimana dia bisa lanjut keluar?"Apa malam ini aku boleh beristirahat?" tanya Yasmin."Kenapa? Kamu mau memanjangkan waktu hukumanmu?""Bukan! Aku hanya lelah sekali. Kalau aku lelah, bagaimana aku bisa menyenangkanmu? Selain itu, hari ini aku baru mengubur ibuku ...." Suasana hati Yasmin menjadi tidak baik. Apa orang ini akan memedulikan itu? Pada saat hari kematian ibunya saja, Daniel tidak melepaskannya.Sebenarnya, Yasmin menjadi anak patuh agar dia dapat pulang lebih cepat.Akan tetapi, malam ini tidak bisa.Dia tidak bisa meninggalkan anak-anak di rumah semalaman ...."Boleh," ucap Daniel.Yasmin tercengang. Dia mendongak dan menunjukkan ekspresinya yang terkejut.Daniel melepaskannya?Daniel memperingati Yasmin, "Kamu masih punya setenga
Setelah memandikan anak-anak, lalu membiarkan mereka main sendiri di tempat tidur, Yasmin pergi mandi.Sesekali melihat ponselnya sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya.Dia melihat lokasi Daniel masih di Grup Naga.Daniel mempunyai bisnis yang sangat besar, jadi tidak berhenti bekerja adalah hal yang wajar.Yasmin meletakkan ponselnya, lalu masuk ke kamar mandi.Ketiga anak kecil berkumpul di tempat tidur. Muka mereka tampak serius dan mereka seakan-akan sedang mendiskusikan hal penting!"Aku rasa ada yang tidak beres!" ujar Julian."Mungkin Mama berbohong?" tanya Julia."Orang itu mirip sekali dengan kita, dia pasti adalah papa kita!" kata Julius. "Karena Mama bilang kita nggak boleh menunjukkan muka kita, mungkin dia khawatir Papa akan mengenali kita.""Tapi, kenapa Mama nggak memberitahunya?" tanya Julia."Karena papa kita adalah orang jahat!" Julian mengingat wajah galak Daniel di lift. Dia mempunyai kesan yang buruk terhadap Daniel."Ya, dia juga bilang ingin makan Mama!" ucap Ju
Kalau pembunuhnya adalah Daniel, dia tidak akan ketahuan selamanya!Namun, setelah Yasmin memikirkannya, itu tidak mungkin.Kalau Daniel sungguh ingin meregangkan hubungan Yasmin dan Klara dengan menyalahkan Klara, sekarang tantenya sudah dikeluarkan. Apa Daniel akan melakukan sesuatu setengah-setengah?Terlebih lagi, kalau Daniel benar-benar ingin mencelakai Klara, untuk apa dia berbelit-belit seperti ini?Yasmin merasa, meskipun Daniel menakutkan dan kejam, dia selalu melakukan sesuatu dengan tegas. Dia tidak akan pernah memberi orang jalan keluar.Jadi, kalau bukan Klara dan Daniel, siapa?Pikiran Yasmin terasa kacau.Ketika Yasmin berpikir harus menjemput anak-anaknya setelah dia pulang kerja, dia merasa takut dan sakit kepala.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering.Peneleponnya adalah nomor asing.Yasmin menjawabnya, lalu berkata, "Halo?""Halo, ini dari Akademi Pinokio. Untuk lebih meningkatkan sistem pendidikan, sekolah kami telah menawarkan bus sekolah. Saya ingin tahu apaka
"Mana boleh begitu? Mereka memanggilku Papi, loh!"Wajah Yasmin langsung memerah. "Kamu ....""Bercanda."Yasmin berpikir, 'Aku tahu kamu hanya bercanda, tapi apa kamu nggak keberatan? Apa kamu tahu itu berpengaruh buruk padamu? Orang yang nggak tahu apa-apa akan mengira kamu sudah punya tiga anak.'"Lagi pula, itu bukan hal buruk. Saat kamu, 'pasangan' palsuku nggak ada, ada tiga anak itu yang bisa melindungiku dari wanita lain. Efeknya juga lebih kuat.""Sepertinya kamu sangat nggak menyukai kepopuleranmu.""Tergantung orangnya," ucap Raymond.Yasmin tertawa, kemudian dia mengingat hal sebelumnya dan berkata, "Aku benar-benar berterima kasih padamu karena sudah membantuku merahasiakan hal tentang anak-anak. Aku juga meminta maaf karena Daniel sudah mempersulitmu ....""Makanya, saat aku mengingat aku sedang merahasiakan anak-anak Daniel, aku merasa jauh lebih baik."Yasmin langsung tertawa, kemudian berkata, "Ya, begini juga bagus."Setelah itu, kedua orang itu terdiam selama beberap
"Nggak, terima kasih. Aku masih harus pergi bekerja.""Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, ya?"Yasmin terkejut, kemudian dia sudah mengingat siapa wanita itu. "Kamu ... temannya Martin?"Ketika Yasmin pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita untuk pertama kalinya dan berpapasan dengan Martin, wanita yang berdiri di sebelah Martin adalah wanita itu."Kami bukan termasuk teman, kami hanya pernah berbicara beberapa kali sebelumnya. Lalu, dengar-dengar dia dekat dengan bos Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita, jadi aku memintanya memperkenalkanku.""Oh, begitu," ucap Yasmin."Bagaimana kalau aku mengantarmu? Mobilku di tempat parkir depan itu saja. Kebetulan aku mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita untuk tatoku.""Em .... Nggak perlu. Lagi pula, sudah dekat juga. Aku bisa jalan kaki," tolak Yasmin.Wanita ini mengenal Martin. Tidak baik dekat-dekat dengannya."Wajahmu pucat sekali, pasti sangat susah untukmu berjalan kaki, 'kan?" tanya Rachel.Yasmin bimbang sejenak, lalu pada akhirny
Yasmin memakai celananya, mendorong pintu, lalu keluar dari kamar mandi. Rekan kerja yang melihatnya basah kuyup pun sangat terkejut.Yasmin langsung berjalan ke ruang istirahat staf.Stella beserta beberapa orang sedang berbicara dengan gembira di dalam.Ketika mereka melihat tampang Yasmin yang basah kuyup dan menyedihkan, mereka tertawa."Apakah pelanggan yang kamu bawa hari ini layak kamu rayakan dengan menyiram air pada diri sendiri?""Hanya beberapa puluh juta. Komisi yang kamu dapat juga baru empat juta.""Orang miskin sepertimu nggak pernah melihat uang, ya?""Bukankah dia punya pendukung? Apa eksekutif senior itu tidak memberinya uang?""Uang pria nggak mudah diambil ...."Yasmin menahan amarahnya sambil bertanya, "Tadi siapa yang pergi ke kamar mandi? Siapa yang menyiramku?"Begitu pertanyaan itu dilontarkan, semua orang tampak bingung. "Apa yang kamu katakan?"Yasmin berjalan menghampiri Stella. "Kamu?"Stella tertawa sinis. "Yasmin, jangan memfitnah orang. Apa kamu melihat