Sebelum Quinn melanjutkan kalimatnya, Ramsey berdiri dan menyeret Quinn keluar dari ruangan. “Jangan sampai gara-gara kehadiranmu di sini, lantas identitasku jadi ketahuan,” bisik Ramsey, sambil mengedarkan pandangan, memastikan bahwa tidak ada yang mendengar perkataannya.
Mengetahui ada pelanggan terhormat yang barusan datang, Bastian yang merupakan karyawan senior dan cukup berpengaruh serta menjabat sebagai manager bagian ekspedisi, lantas mendekati Quinn. Namun, Ramsey segera mengusir Quinn dari Luxor.Quinn hanya berpesan kepada manager ekspedisi itu agar tidak memberikan hukuman terhadap Ramsey. Sebagai penghormatan terhadap pelanggan Luxor, Bastian akan menuruti kemauan Quinn. Bastian kira, Quinn hanya sebatas pelanggan Luxor. Tapi, dia tidak tahu siapa pria itu sebenarnya.Setelah itu, Bastian segera mengajak Ramsey menuju sebuah tempat latihan menembak, memastikan bahwa Ramsey tidak bakal dapat hukuman dan denda apa pun, dan lebih dari itu, Ramsey bakal menjadi kandidat sebagai anggota baru tim ekspedisi.Ramsey mengitarkan pandangan dengan raut wajah yang sangat heran. “Pak Bastian, untuk apa aku berada di sini?” Dia bertanya seraya mengeraskan rahang.Bastian melemparkan sepucuk pistol. “Perlihatkan pada aku skill menembak mu, Ramsey. Aku melihat ada sesuatu yang berbeda pada dirimu, terutama tangan mu itu.” Bastian mengawasi sekujur tubuh Ramsey dari atas sampai bawah, berkali-kali. Baginya, Ramsey memiliki aura berbeda.Untuk bisa menjadi seorang petugas ekspedisi harus memenuhi banyak syarat. Jadi, tidak mudah bagi setiap orang untuk bisa bekerja pada posisi yang cukup berisiko tersebut, karena barang yang dibawa sangat berharga bahkan pernah sekali angkut sampai menyentuh angka miliaran dollar.Risiko perampokan dan pembegalan di tengah jalan kerap kali terjadi. Jika para petugas tidak mempunyai keahlian seperti bela diri dan menembak, sudah pasti mereka akan sangat mudah ditaklukan oleh para penjahat. Oleh karena itu, Bastian sangat selektif dalam memilih anggotanya.Ramsey terperanjat kaget. “Pak? Jadi, aku sedang dites?”Bastian mengedikkan bahu lalu duduk di sebuah bangku. “Perlihatkan padaku kemampuan mu, Ramsey!”Jika Ramsey menunjukkan kemampuannya yang asli, dia khawatir identitasnya bakal terbongkar. Dia menyengaja untuk tidak menepati peluru pada titik atau poros sasaran tembak. Sejenak dia menyipitkan sebelah mata dan menyelaraskan antara pandangannya, front sight, dan sasaran yang telah dia tempatkan.Trigger ditarik.Duar!Peluru mengenai area merah. Nilai tujuh.Percobaan kedua.Duar!Peluru mengenai area kuning dengan nilai sembilan.Hingga pada percobaan ke sepuluh, barulah Ramsey mengenai titik tengah dengan nilai sempurna, sepuluh.Melihat ketenangan dan cara Ramsey menembak, Bastian menyunggingkan sebuah senyuman kaku, lalu wajahnya menampakkan ekspresi ketidakpuasan. “Kau tidak serius, Ramsey! Aku yakin barusan tadi bukanlah diri mu yang sebenarnya, tapi ujian menembak aku cukupkan sampai di sini.”Alih-alih menutupi kemampuannya, sepertinya Ramsey malah dianggap gagal. “Apa aku diterima menjadi anggota tim ekspedisi?”Bastian melengos dan melangkahkan kakinya sambil berkacak pinggang. Belum memberi jawaban.Ramsey menghembuskan napas pendek sembari berpikir sendiri. Sebenarnya, posisi anggota tim ekspedisi merupakan posisi yang dia incar ketika melamar pekerjaan di Luxor, namun karena posisi penjaga keamanan atau security saat ini sedang kosong, jadi kepala keamanan memaksa agar Ramsey menempati posisi tersebut.Lagi pula, CV palsu milik seorang pria yang bekerja di The Rock Holding Company itu tidak memenuhi persyaratan agar Ramsey bisa menjadi seorang anggota tim ekspedisi. Dia hanya pantas menjadi seorang security, dan posisi security tentu akan membatasi ruang geraknya dalam menyerap informasi tentang keberadaan anaknya.Ada banyak komplotan mafia di Daire York. Hingga saat ini, Ramsey belum mendapatkan informasi pasti mafia mana yang telah menculik anaknya. Namun yang pasti, komplotan penculik anaknya tersebut kerap melakukan aksi pencurian dan pembegalan terhadap Luxor. Jika Ramsey suatu ketika mengantarkan barang dan berjumpa dengan para pembegal, saat itulah dia baru bisa beraksi.Mafia yang berada di Daire York tidak sama dengan mafia yang berada di Gloriston. Di Daire York, mereka seperti hantu, tak terlihat. Mereka halus seperti debu dan cepatnya mereka seperti angin yang berhembus. Bahkan, pihak kepolisian saja sulit memberantas semua tindakan kriminal dari semua komplotan mafia.Maka dari itu, posisi sebagai anggota tim ekspedisi yang sudah di depan mata, bisa saja lenyap seketika. Ramsey tidak ingin itu terjadi. “Jika menembak aku barusan kurang baik, izinkan aku mengulanginya kembali, Pak Bastian. Aku akan berusaha lebih baik dan mendapatkan nilai sempurna.”Bastian tak menoleh ke arah Ramsey yang mengekor di belakangnya. “Ikuti aku!”Tibalah mereka di sebuah lapangan yang cukup luas, mungkin sekitar setengah lapangan sepak bola.“Ramsey, kemudikan mobil itu!” perintah Bastian dengan nada yang sangat dingin.Kemudian, Ramsey menuruti apa kata Bastian. Dia masuk ke dalam mobil dan melakukan apa yang biasa dilakukan oleh seorang pengemudi. Deruman suara mesin mobil panjang dan besar itu terdengar cukup keras.Pada tahap ini, Ramsey tidak menemukan kesulitan apa pun, sampai Bastian masuk ke dalam mobil dan duduk pas di samping Ramsey. “Lajukan mobil ini sampai kecepatan seratus lima puluh dan berputar, lewati beberapa penghalang di sana!”Seumur-umur, baru kali ini Ramsey mengemudi mobil raksasa. Jika dalam keadaan lambat, Ramsey bisa melakukannya. Namun, dia tidak bisa membayangkan melajukannya dengan kecepatan yang sangat tinggi, apalagi harus melewati beberapa rintangan. Ramsey menegakkan bahu dan menguatkan diri.60...95...113...Dengan skill mengemudi pas-pasan, Ramsey sangat kesulitan mengharmonisasikan gas, kopling, persneling, dan setir. Badan mobil terbanting-banting mengiringi patahan setir dan pijakan gas. Ramsey keringat dingin. Matanya sangat fokus.Kecepatan menurun karena Ramsey mulai gugup.Bastian menyeringai. “Kenapa lembek! Tarik lagi! Bagaimana kalau kau dalam situasi dikejar oleh para begal! Apa kau hanya dengan kecepatan sembilan puluh? Jika kau serius mau menempati posisi ini, buktikan sekarang!”Tidak ada opsi apa pun, selain menuruti arahan Bastian. Sejenak Ramsey menenangkan diri, lalu kembali beraksi.110...135...148...Ramsey patah setir ke kanan melewati tikungan tajam.112...60...GAR!!Body mobil menabrak bantalan karet.Pangkal alis Bastian menukik ke bawah dan ekspresi ketidakpuasan kembali muncul di wajahnya. Kemudian dia turun tanpa berkata apa-apa, lalu menuju ke sebuah bangku yang ada di sisi lapangan.Ramsey pun turun juga dari mobil dan mengecek kondisi body depan yang penyot dan tergores, seperti kondisi pikirannya yang penyot dan tergores. Ramsey termenung, kenapa dia bisa gagal dalam melewati dua tahapan tes barusan? Padahal, kesempatan semacam ini belum tentu akan ada lagi.Namun, Ramsey tidak menggerutu dan menyesali semua yang telah terjadi. Dia mengela napas kasar lalu kembali mengemudikan mobil ekspedisi ini. Dari dalam mobil, dia melihat Bastian sangat sibuk memainkan ponsel. Ramsey pikir, sesuai reaksi Bastian yang tak bersahabat, dia telah gagal dan tidak mungkin diterima menjadi anggota tim ekspedisi.Begitu mobil telah kembali berada pada tempatnya semula, Ramsey pun turun lalu menghampiri Bastian dan menanyakan apakah dia lulus atau tidak. “Bagaimana, Pak Bastian?”Bastian mengeluarkan senyum getir dan senyuman itu makin membuat pikiran Ramsey makin teraduk-aduk.Bastian berdiri lalu berjalan ke arah sebuah ruangan, “Ramsey, menurut mu, kau pantas menjadi anggota tim ekspedisi, atau tukang jaga pintu masuk saja?” Bastian bertanya dengan sangat dingin.Ramsey masih berjalan mengekor di belakang Bastian. “Aku hanya berharap diterima.”Ketika telah sampai di ruang kerja Bastian, mereka pun duduk berhadap-hadapan. Bastian menatap Ramsey dengan pandangan serius dan bertanya, “Kau mempunyai harapan, tapi, apa kau juga mempunyai keyakinan?”Ramsey menjawab tanpa ragu. “Ya, dari awal aku mempunyai keyakinan bakal diterima, tapi ketika aku melihat ekspresi kekecewaan di wajahmu, keyakinanku menurun.” Namun, kekecewaan itu lenyap dari wajah Bastian, keyakinan Ramsey mulai bangkit kembali.Sekarang, Bastian ingin melihat seberapa besar mental dan keseriusan yang ada pada diri Ramsey. Dia tidak mau salah pilih orang. “Ramsey, kau sadar bahwa pekerjaan yang akan kau tekuni nanti sangat berbahaya? Selama lebih dari sepuluh tahun aku menggeluti dunia ekspedisi di Luxor, setidaknya ada lima puluh kasus kejahatan, dan lima belas anggota tim mati dibunuh.”Meski Bastian menerangkan berbagai macam hal buruk dan menakutkan, pundak Ramsey tak goyah sed
Mengejutkan, Ramsey langsung mendapatkan tugas pertamanya sebagai anggota tim ekspedisi. Dia pikir, akan mulai bekerja besok atau lusa, mengingat masih banyak hal yang harus dia pelajari terlebih dahulu. Namun, dia terpaksa harus memulainya, siap atau tidak siap.Setelah dari ruangan Bastian, Ramsey menuju gedung utama Luxor bersama Carlos, bergegas ke ruangan bendahara, meminta uang keperluan perjalanan mereka. Tak hentinya Ramsey terkekeh lantaran candaan Carlos yang tidak ada habisnya.“Ramsey, aku pernah pergi bersama satu orang suruhan Pak Bastian, dia petugas kebersihan Luxor, karena waktu itu kami kurang anggota, jadi terpaksa dia yang mengisi kekosongan. Haha. Baru satu hari perjalanan, dia muntah taik. Parah!” Ramsey terbahak-bahak melepaskan geli yang membuncah di perutnya. “Hahaha.”Setibanya di ruangan bendahara, Ramsey dan Carlos mendapati seorang wanita dimarahi oleh dua wanita lainnya.“Astaga! Kau mau kasbon lagi? Duit yang kau pinjam dua minggu lalu saja belum lunas. S
Sepanjang jalan, Carlos diam tak berkomentar apa pun, tapi sedari tadi dia senyam-senyum sendiri. Dia mengemudikan mobil menuju Rumah Sakit Daire sesuai arahan rekan barunya, Ramsey. Carlos pikir, Ramsey hanya bercanda, sebab logikanya tidak bisa mencerna bagaimana Ramsey punya niat untuk membantu seorang wanita miskin yang baru saja dikenal.Setibanya di rumah sakit, Carlos menunggu di mobil. Sementara Ramsey dan Annita bergegas menuju ruang perawatan ibunya. Sesampainya di sana, Ramsey kaget begitu tahu kondisi ibunya Annita yang sedang terbujur lemah di atas ranjang perawatan. Jika tidak dioperasi dalam waktu dekat, beliau bisa meninggal.Karena tidak bisa berlama-lama, akhirnya Ramsey pamit kepada Annita dan memberikan uang tunai yang ada di dompetnya. Saat itu Ramsey hanya punya tunai tak lebih dua ratus dollar. Dia memberikan semua uangnya untuk Annita. “Uang ini untuk keperluan mu selama beberapa hari ke depan. Kau tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya rumah sakit.”Annita men
“Carlos, aku tidak suka bir. Bawakan aku minuman berenergi saja.” Ramsey masih berada di dalam mobil sementara Carlos turun dari mobil dan masuk ke minimarket.Ketika Carlos selesai berbelanja, dia memantik api dan menyalakan rokok, kemudian berjalan petantang-petenteng seperti penjudi menang banyak yang baru saja keluar dari casino. Dia menghembuskan asap rokok ke udara sambil mengedarkan pandangan ke sekitaran, padahal tidak ada satu pun orang di halaman parkir minimarket.“Huuuuu ... Aku suka pekerjaanku,” gumamnya sambil cengar-cengir seperti orang gila.Begitu kembali masuk ke dalam mobil, dia meletakkan dua botol minuman berenergi di depan Ramsey sambil berkata, “Gratis! Tenang, semua telah dibayar oleh perusahaan. Ramsey, jika kau butuh sesuatu, bilang saja pada ku. Kalau lapar, bilang saja, hehe.”Mesin menderum, mereka pun melanjutkan perjalanan.Kiri kanan jalan adalah padang savana yang luas terbentang seluas mata memandang.Tidak ada gedung atau pun rumah, sebab mereka suda
“Carlos, apa Pak Bastian menelepon kau karena urusan pekerjaan kita?”“Ya, tentang urusan pekerjaan kita. Dan kita berada dalam bahaya, Ramsey. Kau tahu, betapa serigala-nya Pak Bastian, dia sangat dingin dan mengerikan.”“Kalau iya, kenapa dia tidak menghubungi aku. Kita berada dalam tugas yang sama, Carlos.”Carlos tersentak kaget. “Ramsey, apa kau belum tahu?” Jidatnya berkerut tiga. Kemudian dia mengawasi Ramsey dengan pandangan tak menyangka. “Serius kau belum diberi tahu oleh Pak Bastian?”Ramsey mengedikkan bahu, sesaat dia menoleh, lalu kembali meluruskan pandangannya. “Pak Bastian memberikan cukup banyak penjelasan, tapi aku tidak tahu kalau ada sesuatu yang lain.”“Sudahlah, nanti aku konfirmasi dahulu dengan Pak Bastian. Hm, aku pikir, kau sudah tahu. Nanti, kau pasti juga akan tahu. Sudahlah, lanjutkanlah mengemudi!”Carlos kembali sibuk dengan ponselnya dan masih berupaya untuk menerima informasi terkini dari Pak Bastian namun hingga mereka sampai di lokasi tujuan, Pak Ba
Malam harinya di BarBar Cafe.Ramsey agak telat karena sopir taxi online yang dia tumpangi mogok di tengah jalan. Sesampainya di salah satu sudut cafe, dia pun duduk tak jauh dari kursi Carlos dan Kate.“Maaf sedikit telat.” Marvin sebisa mungkin menyenangkan hati Carlos dan Kate.Kate mencebik malas. “Huft. Aku pikir kau tidak hadir. Lebih baik kau tidak usah datang, Ramsey. Tempat ini terlalu mewah untuk pekerja baru seperti mu, tapi karena Carlos berbaik hati, hari ini kau dapat makanan dan minuman gratis.”Sementara itu Carlos sebenarnya ingin menghilangkan stres akibat kena marah Pak Bastian. Selain itu, dia juga ingin merayakan keberhasilan tugas pertama dari seorang karyawan baru bernama Ramsey. “Selamat, Bro! Kau berhasil! Semoga pada tugas selanjutnya kita bisa lebih kompak! Hari ini, kita harus merayakannya. Hahaha.”Meski Carlos meminta kepada Kate untuk bersikap sopan terhadap Ramsey, Kate tetap pada watak aslinya. Dia masih k
Malam ini, Kate bakal menguras isi dompet dan rekening Ramsey, sebagai balasan terhadap urungnya mendapatkan tiga ratus dollar. Jika tadi pas pergi wajahnya masam karena kehadiran Ramsey, maka sekarang wajahnya berbinar bahagia, seakan ada pelangi menggelayut di wajahnya.Untuk mensukseskan misi besarnya, dia menghubungi Ella dan mengajaknya ke mari, belum lima belas menit karena kebetulan Ella juga sedang berada di luar, maka Ella pun tiba-tiba sudah berdiri pas di dekat mereka.“Halo? Halo?” sapa Ella, wajahnya sangat sumringah. Sebagai mantan LC, wanita jalang itu memang suka meloroti dompet banyak pria. Setidaknya, Ella bakal dapat empat keuntungan, minum gratis, dugem, seks, dan tentu saja uang. Bahkan posisi sekretaris saat ini bisa dia dapatkan lantaran dia menggadaikan selangkangannya kepada petinggi perusahaan. Gila memang.Ketika dia mendengar ada acara minum dan dugem gratis dan pria yang bakal mentraktir adalah Ramsey, security sok jagoan
Setidaknya dua puluh botol dari berbagai jenis merek minuman datang lagi. Belasan orang di sekitar sana pun berduyun-duyun membawa gelas. Ella dan Kate menuanginya dengan semangat berkobar.“Kita pesta malam ini! Teguk terus!”“Hajar!”“Siapa saja dari kalian yang kurang minum, sini bawa gelas sendiri. Haha.”Kate dan Ella saling pandang. Mereka berbisik dan tidak terdengar oleh siapa pun. Kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.“Mampus!”“Rasain!”Meskipun suasana sudah tak nyaman lagi, Ramsey tetap tenang dan kalem. Dia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan. Dia ingin lihat sampai mana kelakuan orang-orang ini.”Ella tidak bisa mengontrol pikirannya. “Ramsey, serius kau peduli sama Annita? Dia pengemis! Tidak pantas untuk pekerja ekspedisi dengan bayaran tiga gali lipat dari karyawan umumnya.”Ramsey menjawab tegas. “Dia bukan mengemis, tapi hanya berhutang, dan suatu saat dia akan membayar ut