Share

Bab 147

William menghubungi sopir untuk menanyakan tujuan Erland, maka sangat mudah baginya menyusul saudara kembarnya yang ternyata menemui Amelia. Seharusnya hal ini tidak mengejutkan karena dirinya sudah menduganya, tetapi hatinya tetap dicambuk perih karena masa depan Erland dan Amelia adalah akhir dirinya dan Amelia.

William hanya duduk lesu, kebetulan meja yang dipilihnya berdekatan dengan bodyguard yang dibawa Erland. Maka, mana mungkin pria ini tidak menyapa tuannya, “Selamat malam, Tuan.”

William bergeming selama beberapa detik karena terlalu larut dalam dilema, kemudian menoleh pada pria tinggi besar yang berdiri di sisinya penuh rasa hormat. “Eu, iya, malam. Kau di sini.”

“Iya, Tuan. Saya diperintah tuan Erland.” Sikapnya selalu penuh rasa hormat. Bahkan pria tinggi besar ini seolah tidak memiliki wibawa dan kekuatan jika di hadapan tuannya, berbeda saat dihadapan orang yang berpotensi mencelakai tuannya atau hanya menganggu.

William kembali mengarahkan tatapan pada Erland dan Amel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status