Share

39. Kesal dan operasi

Siang itu sedikit menegangkan karena Raihan tidak menampilkan wajah ceria, dia terus memasang wajah sinis sebelum operasi dimulai. Dia bahkan mendiamkan Renan dan Rania. Walau begitu, tangannya tetap menggandeng Rania untuk menemaninya pemeriksaan dan pembiusan.

"Tanganku kebas, sejak tadi Mas memegangnya, apa tidak bisa dilepas dulu, rasanya seperti kesemutan," protes Rania sambil menggerak-gerakkan tangannya, minta dilepas dari apitan Raihan.

Raihan diam saja tidak membalas perkataan Rania. Bukannya dilepaskan, tangan itu semakin erat ia genggam.

"Mas, tolong jangan diam seperti ini."

"Berani-beraninya tadi malam tidur berduaan di ruangan Vano, kau pikir itu bagus? Tontonan tidak senonoh yang menodai mataku," balasnya dengan nada dingin. Oh, jelas cemburu sekali dia melihat apa yang terjadi tadi malam.

Semalam, dia sampai tersentak melihat Renan yang tertidur memeluk Rania dari belakang. Laki-laki itu tanpa pemikiran lagi, langsung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status