Share

Bab 42. Tinggal di Desa

Akhirnya kami tiba juga di sebuah kota terpencil, jauh dari keramaian. Dari dulu aku sangat mengimpikan tinggal di pedesaan jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang membuat pikiran jadi stress.

"Mas, aku lapar!" ujar Naya dengan wajah meringis menahan lapar. Jam sudah menunjukkan diangka dua siang. Pantas saja perut sudah keroncongan.

"Iya. Bentar lagi kita cari rumah makan, ya?" tanyaku seraya mengelus pucuk kepala sang bidadari hati ini.

Keluar dari bandara, kami sudah di jemput mobil travel. Butuh waktu setengah jam dari bandara untuk sampai ke pusat kota.

Sampai dipusat kota kami berdua beristirahat, mencari rumah makan Padang. Istriku sangat menyukai semua masakan yang tersedia di rumah makan padang. Selama hamil ini, nafsu makannya semakin hari semakin bertambah.

Aku sangat senang melihat Naya makan begitu lahapnya. Sehingga nafsu makanku juga jadi naik. Tidak heran berat badannya juga semakin bertambah. Bagiku tidak mengapa yang penting istri dan calon anakku sehat selalu.

Setelah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status