Share

Bab 43. Pak Mahmud

Hari ini kami berdua memulai hidup baru di desa. Diri ini jarang masuk kantor, hanya di waktu-waktu tertentu saja.

Pagi ini setelah salat subuh aku berdua dengan Naya jalan-jalan mengelilingi desa dengan berjalan kaki. Sekalian olahraga dan juga sebagai perkenalan dengan warga sekitar.

"Mas, lihat rumah diujung sana!" ujar Naya seraya menunjukkan ke arah rumah minimalis bernuansa biru.

"Satu unit rumah itu dijual beserta sawahnya. Pasti sangat nyaman tinggal dipinggir sawah begini. Jauh dari keramaian, udaranya juga bersih. Gimana. Adek, berminat?" tanyaku saat kami sudah mendekati rumah itu.

"Menurut Mas?" Dia balik bertanya.

"Pengin, sih. Jika berkebun, tidak terlalu jauh dari rumah. Kalau udah lelah tinggal pulang, tiduran di rumah dan juga untuk salat pun tidak akan ketinggalan karena sawahnya bersebelahan dengan tempat tinggal kita." jawabku. Kami berdua berdiri di pintu gerbang rumah itu. Melihat-lihat kondisi dan lingkungan sekitar.

Rumah berukuran minimalis terletak di antara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status