Share

5

Setelah pertengkaran yang terjadi diantara Mikhael dan Celina.  Celina benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran dari Mikhael. Marah tanpa sebab yang jelas dan berucap kalimat yang begitu menusuk, hingga ke jiwa Celina sedikit terguncang karenanya.

°Mansion Kediaman Celina°

Setelah beberapa minggu kemudian,  Celina akhirnya di ijinkan untuk melangkah keluar. Setelah satu minggu lebih dilarang keluar dari kamarnya.

"Bagaimana kondisi nyonya,  apakah sudah cukup membaik?" tanya Mila cemas,  karena Mila juga dilarang untuk melayani Celina semenjak kejadian malam itu.

Maid Mila

"Aku baik-baik saja, namun bagaimana dengan Sir Arnold?"

"Ah,  Sir Arnold dikirim ke perbatasan untuk menghadapi serangan pemberontakan digarda depan." Ucap Mila dengan wajah sendu.

"Tidak mungkin.. Lantas,  bagaimana kondisi Sir Arnold saat ini?" tanya Celina cemas.

"Sir Arnold saat ini sedang mendapatkan perawatan eksklusif di belakang mansion, tempat para kesatria,  nyonya."

"Bisakah kau mengantarkan aku ke sana, kumohon Mila. Ini juga karena salahku.."

"Nyonya berhentilah menyalahkan diri sendiri. Baik,  aku akan mengantar nyonya pada Sir Arnold."

Mereka pun bergegas menuju tempat tinggal para ksatria, dan tak lupa Celina juga membawa banyak buah-buahan juga camilan untuk para kesatria di sana.

•••

"Selamat siang,  nyonya Celina!" Sapa para kesatria dengan memberikan hormat.

"Selamat siang,  aku ingin meminta ijin untuk menjenguk Sir Arnold.  Bolehkah aku bertemu dengan beliau?"

"Tentu saja,  nyonya adalah atasan yabg dikawal oleh Sir Arnold." Ucap pimpinan di sana dan mengantarkan Celina pada Arnold.

"Sir,  ini ada sedikit makan siang untuk para kesatria.  Silakan." Ucap Mila.

"Ah,  sampaikan terima kasih kami pada nyonya,  nona Mila."

"Baiklah." Ucap Mila dan bergegas menyusul Celina.

Celina pun tiba di kamar perawatan Arnold.

"Selamat siang,  Sir Arnold.  Maaf,  jika kedatangan kami mengganggu istirahat."

"Selamat siang nyonya,  ah tidak nyonya." Ucap Arnold lalu mempersilakan Celina untuk duduk di ruang ramu bersama.

Celina menatap sekujur tubuh Arnold yang banyak terdapat memar bahkan area lengan ada perban besar yang menutupi bekas luka lebar.

"Sir,  maafkan aku,  semua karena salahku, sehingga Sir harus di kirim ke perbatasan karena dianggap tidak becus mengawal.." sesal Celina.

"Tidak nyonya,  ini adalah tanggung jawabku.  Apapun yang Tuan Grand Duke perintahkan,  itu harus kujalani tanpa protes.  Karena ini adalah pilihan hidupku untuk menjadi kesatria kerajaan."

Sir Arnold

"Sir,  jika saja siang hari itu aku tidak mengajak kalian untuk makan bersama,  mungkin semua ini tidak akan terjadi.."

"Nyonya,  tempat ini terdapat cctv,  harap berhati-hatilah.." bisik Mila,  dan Arnold sepertinya memahami kondisi itu.

Mendengar hal itu,  Celina benar-benar tak tahu lagi harus berkata apa.

"Sir, untuk ke depannya,  tak perlu lagi mengorbankan diri hanya demi orang rendah sepertiku."

"Nyonya!" Sontak Arnold dan Mila menghentikan ucapan Celina.

"Aku tahu,  kau seperti ini hanya karena membelaku.  Untuk ke depannya,  kumohon jangan lakukan hal itu lagi." Ucap Celina,  lalu pamit undur diri.

•••

Celina seakan kehilangan arah hidupnya,  dan semua yang peduli padanya pun harus mendapatkan imbas.

"Mila, apakah ada yang menyiksamu selama aku di kurung?  Katakan padaku,  jika ada menyakitimu,  maka aku tidak akan tinggal diam lagi.." ucap Celina dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak nyonya, aku baik-baik saja,  tak perlu memikirkan aku.  Kumohon,  jangan lagi rendahkan diri nyonya di depan bawahan seperti kami.."

"Mila, hanya kau yang peduli padaku, kau sudah seperti adik perempuan bagiku selama beberapa tahun ini."

Keduanya pun saling berbagai keluh kesah.  Mila ialah seorang anak bangsawan jatuh juga dan dijadikan pelayan pribadi Celina. 

"Permisi nyonya,  ada tamu yang menantikan nyonya di mansion utama." Ucap salah seorang kesatria.

"Baik. Aku akan bergegas."

•••

°Mansion Utama Kediaman Mikhael De Gonzalez°

"Salam hormat pada yang mulia Grand Duke," ucap Celina memberikN salam,  meski saat ini perasaannya sangat marah dan juga benci.

Namun setelah melihat tamu yanh dimaksud, wajah Celina tak kuasa menahan haru bahagia.

"Calven!" Ucap Celina,  setelah sekian tahun tidak bertemu dengan saudara laki-laki semata wayangnya itu.

"Kakak,  aku merindukan kakak.."ucap Calven dan menangis di dalam dekapan Celina.

"Yang mulia,  Grand Duke,  terima kasih telah merawat kakakku dengan baik.  Aku tak tahu harus membalas ssmua ini dengan apa lagi.." ucap Calven,  tanpa tahu bahwa sebenarnya Celinalah yang berkorban demi dirinya.

Calven Bellroze

"Aku hanya menjalankan petuah dari paman dan juga bibi dimasa lalu.  Jadi,  tidak perlu terlalu memikirkannya." Ucap Mikhael dengan sifat dinginnya.

"Baik,  Tuan Grand Duke." Ucap Calven.

"Selama liburan semester, silakan tinggal dengan nyaman di Villa seberang pulau.  Sembari kau mempelajari apa saja yang harus dilakukan setelah lulus akademi." Ucap Mikhael.

"Ah,  sungguh,  Tuan? Baik. Aku akan melakukan yang terbaik dan tidak akan menyia-nyiakan kemurahan hati dari Tuan." Ucap Calven bahagia.

"Maaf Tuan,  jika berkenan,  bolehkah aku tahu,  apa yang akan adikku lakukan di Villa seberang?"

"Calven berkata ingin menjadi angkatan laut,  maka sebab itu aku memintanya untuk latihan secara langsung di pulau seberang,  sebagai bekalnya kelak."

"Angkatan laut?  Calven, bukankah kau pernah bilang ingin menjadi seorang Akuntan?"

"Tidak,  sudah cukup ayah menjadi korban dari pekerjaan ini. Calven,  tidak lagi.." batin Celina.

"Kakak,  aku ingin meneruskan cita-citaku bersama ayah dulu.  Aku yakin. Ayah akan tersenyum di surga,  melihat anak laki-lakinya ini bisa menjaga kakak." Ucap Calven.

Celina pun tak punya dalih untuk melarang,  terlebih Mikhael sudah menyetujuinya.

"Tuan,  bolehkah aku masih bertemu dengan adikku?"

"Perihal itu,  aku yang akan mengaturnya.  Malam ini,  Calven silakan istirahat yang cukup,  Karen besok pagi kau sudah harus pergi ke pulau seberang."

"Baik Tuan Grand Duke."

"Kakak,  istirahatlah.  Waktu untuk kita saling berbincang masih banyak,  silakan lanjutkan kesibukan kakak."

Celina tak mampu menahan rasa cemasnya pada Calven namun tak ada juga yang dapat ia lakukan.

"Calven silakan pergi,  aku ingin bicara hal penting pada Celina."

"Baik Tuan."

Seperginya Calven,  Mikhael pun menarik tangan Celina menuju kamar khusus yang berada di ruang kerjanya itu.

"Apakah kau merasa tidak puas dengan uluran tanganku pada keluargamu?  Bukankah semua ini sudah sangat bermurah hati?" Ucap Mikhael,  sembari menyibak rok yang sedang Celina kenakan.

Mikhael mulai mencumbu juga melepaskan outer yang menutupi pundak mulus Celana. Meremas payu dara Celina dengan gemas.

"Tuan, kumohon jangan tempatkan Calven ke dalam bahaya.. Cukup aku saja yang berkorban demi keluargaku,  kumohon jangan libatkan Calven lagi..." Ucap Celina memohon.

Seketika itu,  Mikhael pun menghentikan niatnya untuk berhubungan seks dengan Celina.

"Keluar dari sini!" Usirnya, dengan nada yang sedikit naik.

"Terima kasih,  Tuan. Aku akan melakukan apapun demi masa depan Calven. "

"Lantas,  bagaimana dengan dirimu?  Apakah kau hanya peduli pada adik lelakimu?" Tanya Mikhael sembari memunggungi Celina.

Dengan meremas jemarinya sendiri,  "bagiku,  Calvenlah yang terpenting.  Karena masa depannya masih panjang.  Sedangkan aku,  masa depanku sudah ditentukan oleh Tuanku,  Grand Duke.  Bagaimana bisa  aku begitu berani berharap hal lebih lainnya.." Ucap Celina,  dengan susah payah menahan rasa sedihnya.

"Cukup. Pergilah!" Usirnya,  namun dengan nada yang jauh lebih tenang.

Celina bergegas kembali ke mansion kediamannya,  di sana Celina menangis sejadi-jadinya.  Meratapi nasibnya yang seakan tak boleh berpengharapan lagi. Celina rela mengorban dirinya demi masa depan Calven,  adik lelaki satu-satunya.

Meski harus menanggalkan harga dirinya,  sungguh tak mengapa,  asalkan Calven hidup nyaman tanpa ancaman dari pihak manapun.

"Masa depan yang sudah kutentukan,  katanya.. Sial! Mengapa aku menjadi bimbang begini!" Gumam Mikhael sembari menahan amarahnya,  tatkala mendengarkan ucapan dari Celina beberapa waktu yang lalu.

"Ayah,  ibu.. Aku sudah membalas dendam masa lalu pada putri satu-satunya keluarga Bellroze bajingan itu.  Lantas,  mengapa perasaanku justru kian tak karuan pada wanita itu.." ucap Mikhael yang seakan mulai goyah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status