°Mansion Utama Kediaman Mikhael De Gonzalez°
"Selamat malam, tuan Grand Duke, ada laporan dari Kediaman Nyonya Celina." Ucap si kepala pelayan sembari memberikan hormat. "Ya, katakan." Ucap Mikhael yang masih saja terlihat sibuk dengan pekerjaannya. "Nyonya sedang demam tinggi, dan sudah berlangsung sejak pagi hari." "Lantas, apakah hal sekecil itu harus kalian sampaikan padaku. Bukankah itu bisa dengan mudah untuk kalian atasi?" "Ah, maafkan aku, Tuanku, mungkin ini terdengar lancang.. Aku hanya ingin tuan lebih memperhatikan keadaan nyonya." "Kepala pelayan, kau memang sudah sangat lama mengabdikan diri pada keluarga Gonzalez, namun bukan berarti kau bisa bersikap begini pada seseorang yang bahkan belum lama kau kenal!" "Namun, bukankah nyonya bukan hanya sekadar tamu yang menumpang saja, tuanku?" Sontak ucapan dari kepala pelayan membuat Mikhael terdiam. Sebenarnya, apakah yang telah terjadi diantara Mikhael dan Celina? "Aku akan pergi setelah menyelesaikan pekerjaan terakhir ini." "Terima kasih, Tuan Grand Duke. Mohon ampun, atas kelancangan orang tua ini." Hah.. "Merepotkan saja.." gumam Mikhael yang masih dengan sikap dinginnya pada Celina. ••• °Mansion Kediaman Celina° Mikhael tiba di kediaman Celina dan semua pelayan tunduk memberikan rasa hormat mereka. "Bagaimana kondisinya?" tanya Mikhael pada seorang dokter khusus yang melayani anggota keluarga Gonzalez. "Melihat kondisi nyonya, sepertinya karena tekanan fikiran yang mengakibatkan stres berlebih. Namun, dengan istirahat yang cukup, semua tentu akan lekas membaik, Tuan Grand Duke." "Baiklah, kau boleh pergi. Untuk pelayan khusus Celina?" "Pelayan pribadi nyonya, menghadap Tuanku Grand Duke." Ucap Mila menunduk. "Jaga nyonya kalian dengan sebaik mungkin, dan jangan sampai membuatku harus datang kemari hanya untuk hal yang kurang penting seperti ini. Mengerti?" "Baik, Tuan." Ucap para pelayan serentak. Mikhael pun melangkah pergi dari kamar Celina. Celina nyatanya masih tersadar meski tubuhnya terasa begitu nyeri karena demam tinggi. Celina juga mendengar semua ucapan dari Mikhael. Air mata pun menetes membasahi bantal yang sedang Celina tiduri. "Ya, memang sudah seharusnya seperti ini, aku hanyalah wanita yang telah dibeli dengan sejumlah uang. Bagaimana mungkin aku masih mengharapkan hal sekecil ini.. Celina bodoh, kau memang bodoh.." batin Celina. *** Setelah beberapa minggu kemudian... Celina sudah mulai melangkah ke luar dari area duchy. Celina ditemani pelayan Mila dan juga satu orang pengawal pria disisinya. "Nyonya pesta kekaisaran akan segera dilaksanakan. Di sana semua putri bersaing untuk terlihat mengesankan. Aku akan membuat nyonya seindah bunga tulip." Ucap Mila antusias, ketika mendampingi Celina ke sebuah butik untuk memilih gaun. °Butik Pusat Kota Kerajaan Barat° "Selamat siang, Nona, silakan memilih atau katakan saja padaku apa yang nona inginkan." Ucap si pemilik butik. "Terima kasih, Madam. Nyonya akan melihat model yang sesuai dengan selera beliau." Ucap Mila. Saat sedang memilah, nyatanya gangguang tak berhenti sampai malam itu. "Ah, bukankah itu wanita bangsawan yang sudah jatuh itu? Bagaimana bisa wanita itu berada di butik terkenal ini? " "Apa kau tidak tahu, jika wanita itu berada di mansion kediaman Grand Duke Mikhael? Tentu saja, hidupnya dibiayai oleh Tuan Grand Duke. " "Ya, Grand Duke hanya bermurah hati saja. Lambat laun, dia juga akan dibuang, bukan?" Khi khi khi... Ucap para gadis-gadis yang juga sedang datang untuk membeli gaun mewah. "Menyebalkan, " ucap Mila, namun Celina melarang Mila untuk merespon para gadis-gadis yang secara terang-terangan membicarakannya. "Lebih baik kita pergi makan siang. Ayo, Mila Arnold!" Ucap Celina. Merek pun pergi dengan mengendarai mobil yang dikhususkan untuk transportasi bagi kepentingan Celina. *** °Restoran Pusat Kota° "Nyonya, apakah tidak masalah, jika kami satu meja makan bersama nyonya?" tanya Mila canggung. "Tentu saja, kalian adalah orang-orangku, jadi sudah sepatutnya kalian diperlakukan setara." "Nyonya, anda sangat baik. Andai saja, Tuan Grand Duke lebih menyadarinya.. " sesaat, ucapan Mila terhenti, karena Celina terlihat diam tak menyukai nama itu. "Maaf atas kelancangan mulut rendah ini, nyonya." Ucap Mila menyesal. "Ya, Mila. Terima kasih atas pujianmu." Disaat bersamaan, pria tampan yang pada malam itu tersenyum pada Celina juga berada di sana. "Selamat siang, Nona Celina. Bolehkah aku bergabung?" ucap si pria. "Hormat kami, pada yang mulia Grand Duke Petra." Ucap Arnold memberikan hormat. "Salam hormat untuk yang mulai Grand Duke." Ucap Celina beserta Mila. "Ah, berhentilah bersikap formal. Tidakkah kalian melihat, jika aku sedsng tidak ingin dikenali oleh banyak orang?" Ucap Petra dengan wajah ramah. "Baik, Tuan." "Bolehkah aku bicara berdua saja bersama Nona Celina? Kalian berdua silakan duduk di meja sebelah sana." "Nyonya, apakah tidak masalah?" tanya Mila meminta ijin pada Celina. "Ya, silakan." Celina dan Petra pun duduk berhadapan sembari menikmati makan siang bersama. "Nona Celina, perkenalkan aku namaku Petra. Maaf, atas ketidaksopananku dalam memperkenalkan diri." Ucap Petra.Grand Duke Petra Christians
Dari Kerajaan Wilayah Selatan."Ah, tidak masalah, Tuan."
"Bolehkah, aku mengenal Nona Celina lebih dekat, ah maksudku berteman?"
"Ya, tentu saja tuan. Namun, aku hanyalah seorang bangsawan yang jatuh. Mungkin saja, itu akan membuat Tuan merasa tidak nyaman berteman dengan orang rendah sepertiku." "Aku sudah tahu dan aku tidak peduli akan hal itu. Apa masalahnya berteman dengan seorang bangsawan yang jatuh?apakah ada larangan khusus?" Petra menatap dalam ke arah Celina dengan cukup lekat. "Gadis yang malang, bajingan itu pasti tidak memperlakukannya dengan cukup baik. Jadi, jangan salahkan aku, jika aku sedikit menerobos.. "batin Petra. "Nona Celina, bolehkah kapan-kapan aku berkunjung ke kediamanmu?". "Maaf Tuan, aku tidak bermaksud melarang, namun aku hanyalah orang yang menumpang hidup di mansion milik Tuan Grand Duke Michael." Ucap Celina dengan wajah sendunya. "Baiklah, namun aku dan Mikhael berteman. Jadi, aku akan ada alasan untuk berkunjung, bukan?" "Ya, mungkin saja, Tuan." Sepanjang waktu makan siang mereka habiskan untuk mengobrol asyik dan setelah sekian lama Celina akhirnya dapat tertawa kembali. "Nyonya terlihat sangat lepas hari ini, dan ini sudah cukup lama semenjak aku mengenal nyonya." Ucap Mila pada Arnold. "Tuan Grand Duke Petra memang sosok pria menyenangkan dan tak kalah populer dari tuan kita."Timpal Arnold. *** °Mansion ke dua Kediaman Celina° "Tak ada larangan untukku berteman dengan orang baru. Karena aku hanya..--" gumam Celina dan sesaat ada ketukan pintu. "Permisi nyonya, tuan besar ingin bertemu dengan nyonya segera." "Tapi aku baru saja selesai membersihkan diri, tunggu sebentar saja." "Baik nyonya. Tuan Grand Duke menunggu di kamar beliau." Ucap Mila dengan wajah cemasnya. ••• Setelah beberapa saat kemudian.. Celina tiba di kamar khusus bagi Mikhael. "Selamat malam, Tuan. Apakah tuan mencariku?" "Apakah sekarang kau sudah mulai mengibaskan ekormu pada para pejantan?" tanya Mikhael dengan tatapan penuh amarah."Maaf, aku tidak mengerti apa yang sedang tuan katakan?"
"Tentu saja kau tidak akan mengerti. Kau hanyalah wanita yang akan selalu siap sedia membuka lebar kedua kakimu padaku. Jadi, di otakmu hanya sebatas itu saja. Namun, karena sikap diamku selama ini, kau pun sudah mulai berencana membuka kedua kakimu pada pejantan lain lagi? Huh!" Ucap Mikhael sembari mencengkeram rahang Celina. Ucapan dari Mikhael begitu menusuk namun tak ada yang dapat Celina katakan lagi. "Apakah maksud tuan, hanya karena aku mulai berteman dengan Tuan Petra, itukah yang tuan maksud, bahwa aku akan membuka kedua kakiku begitu saja?" ucap Celina dengan bibir bergetar menahan segala rasa berkecamuk."Ah, rupanya kalian sudah saling mengenal sejauh itu? Sepertinya, hanya milikku saja tidak cukup membuat milikmu merasa puas!" Mikhael mencumbu Celina secara tiba-tiba bahkan mengoyakan pakaian yang sedang Celina kenakan.
"Ucapan pria ini sangat vulgar dan juga menyakitkan. Ah, memang inilah sosok asli pria ini.." batin Celina. "Apakah barang milikku kurang memuaskanmu!" Mikhael pun menjajal cacing berurat miliknya ke dalam mulut Celina. Ugh.. "Ini sangat dalam dan juga tidak seperti biasanya." Ah.. "Tuan, apa yang membuat begitu marah? Aku hidup dengan cukup baik selama ini, tak pernah membuat Tuan malu, meski aku harus dihina berkali-kali. Namun alasan karena aku memiliki seorang teman, tak cukup untuk membangkitkan amarah seperti ini.." "Tak cukup? Kau adalah milikku, dan hanya aku yang boleh kau patuhi. Aku sangat benci, jika milikku mulai mengibaskan ekor diluar sana!" Bentak Mikhael lalu mulai memaksa Celina untuk melayani nafsu birahinya. "Ini menyakitkan, lebih sakit dari saat pertama kami melakukannya.. Tidak, pria ini bukan manusia, pria ini binatang yang sedang birahi.." Celina hanya mampu manahan rasa nyeri pada tubuh intinya. Mikhael menyetubuhinya dengan cukup kasar dari biasanya. Ah ah ah... Suara desahan kasar dari mulut keduanya dan percintaan panas itu berlangsung cukup lama dan berulang kali.Setelah pertengkaran yang terjadi diantara Mikhael dan Celina. Celina benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran dari Mikhael. Marah tanpa sebab yang jelas dan berucap kalimat yang begitu menusuk, hingga ke jiwa Celina sedikit terguncang karenanya.°Mansion Kediaman Celina°Setelah beberapa minggu kemudian, Celina akhirnya di ijinkan untuk melangkah keluar. Setelah satu minggu lebih dilarang keluar dari kamarnya."Bagaimana kondisi nyonya, apakah sudah cukup membaik?" tanya Mila cemas, karena Mila juga dilarang untuk melayani Celina semenjak kejadian malam itu.Maid Mila"Aku baik-baik saja, namun bagaimana dengan Sir Arnold?""Ah, Sir Arnold dikirim ke perbatasan untuk menghadapi serangan pemberontakan digarda depan." Ucap Mila dengan wajah sendu."Tidak mungkin.. Lantas, bagaimana kondisi Sir Arnold saat ini?" tanya Celina cemas."Sir Arnold saat ini sedang mendapatkan perawatan eksklusif di belakang mansion, tempat para kesatria, nyonya.""Bisakah kau mengantarkan aku
Suatu saat, Celina pergi berlibur bersama Calven di pulau seberang. Namun, tak hanya mereka saja melainkan Mikhael pun turut serta dalam liburan tersebut.°Pulau Seberang Barat°"Kakak tidak perlu mencemaskan aku, aku mendapatkan pendidikan terbaik di akademi militer. Itu semua karena kemurahan hati dari yang mulia Grand Duke." Ucap Calven yang sedang mengayuh sampan berdua bersama Celina."Aku turut bahagia, jika kau begitu menikmati pendidikanmu. Aku harap, kau memiliki masa depan terbaik.""Tentu saja kak, setelah pendidikan militerku berakhir, aku akan segera menjemput kakak dari duchy milik yang mulai Grand Duke." Ucap Calven antusias, tanpa tahu, jika Celina bahkan tak bisa pergi kemanapun tanpa seijin dari Mikhael."Ah, kakak, beberapa bulan yang lalu, aku bertemu dengan Deego. Ternyata dia sudah menjadi seorang Viscount.""Deego?" sontak aliran darah Celina terasa begitu mendidih. Tatkala mengingat mantan tunangan laknat yang telah menjadikannya jaminan hutang pi
Pada suatu pagi, terjadilah suatu kehebohan. Di mana, ada seseorang wanita datang ke duchy De Gonzalez. Tak hanya sekadar kedatangannya saja, namun apa yang wanita ini perbuatlah yang membuat kehebohan terjadi.°Mansion Utama Kediaman Grand Duke Mikhael De Gonzalez°"Aah, apakah sepertiini cara kalian menyambut calon Grand Duchess De Gonzalez!" Ucap seorang wanita dengan warna rambut merah menyala, dan tampilan seorang putri.Putri Laluna Christians, dari kerjaan Selatan. Putri dari seorang Kaisar."Maafkan kami, Tuan Putri , kami hanya mematuhi peraturan dari yang Mulia Grand Duke." Ucap salah seorang kesatria Duchy."Katakan pada Grand Duke, putri Luna Christians dari Kerjaan Selatan sudah tiba." Titahnya dengan gaya yang cukup angkuh."Baik, Tuan Putri. Silakan, menuju mansion utama."Huh.. "Aku sudah cukup rindu dengan calon suamiku." Ucap Luna, sontak membuat kesatria tersebut terkejut. Mengingat, bahwa Celina sudah ada di sana dan bahkan menjadi wanita istimewa bagi
"Ah, pemandangan yang indah." Ucap Luna, dan menahan Mikhael agar tetap berada di sisinya.Mikhael mengepal tangannya, dan rasanya ingin sekali memukul wajah Petra, pikirnya kala itu."Tidakkah kau berpikir, bahwa saudaraku sangat serasi dengan Celina? Satunya anak haram, satunya lady bangsawan rendahan bahkan telah jatuh. Bukankah perpaduan yang sempurna?" Ucap Luna, dan masih terus merangkul Mikhael."Permisi, yang mulia. Yang mulia Kaisar ingin berbicara dengan tuan dan tuan putri Luna." Ucap Ian, Asisten pribadi Mikhael.Karena hal tersebut, mereka pun berlalu dari sana, dengan Mikhael yang masih menaruh rasa kesal.•••Di sebuah ruangan tamu kehormatan Kaisar."Salam hormat untuk matahari kekaisaran." Ucap Mikhael dan Luna."Silakan duduk, Grand Duke dan Tuan Putri." Ucap Kaisar Edward De Romeos, ayah dari pangeran Jozavat."Terima kasih atas kesediaan kalian untuk datang memenuhi undangan yang mendadak ini.""Permisi, yang mulia, Tuan Grand Duke Petra Christians sud
Setelah berhari-hari demam tinggi bahkan tak mampu menggerakkan tubuhnya, Celina pun kembali sadar."Nyonya, akhirnya nyonya kembali sadar." Ucap Mila sembari terus terisak sedih."Mila, sudah berapa lama aku seperti ini?" tanya Celina sembari berusaha untuk bangun dari tempat tidur, dan bsrsandar di kepala ranjang."Sudah lima hari, nyonya. Aku sangat khawatir.." ucap Mila, lalu membantu Celina untuk membersihkan diri hingga berganti pakaian.Setelah beberapa waktu kemudian...Ketika Celina selesai berganti pakaian dan merias diri seperti biasanya, Mikhael sudah duduk di sofa, sisi ranjangnya."Selamat siang, Tuan." Ucap Celina, dengan kondisi rambut yang sedikit lembab.Mikhael hanya menatap Celina dari ujung kaki hingga kepala."Apa kau akan tetap memilih untuk pergi ke Duchy wilayah Barat II?" tanya Mikhael."Ya, Tuan. Saya akan menjalan tugas tanggung jawab yang sudah disepakati bersama yang Mulia Kaisar." Ucap Celina dengan menurunkan pandangannya."Mengapa kau menurunkan
Setelah kejadian hari itu, Putri Luna dikirimkan kembali ke kerajaan Selatan, atas tindakan semena-mena terhadap seorang bagian wakil pimpinan pejabat serikat dagang kerajaan Barat.Status Celina kini sudah naik ke ranah pejabat kerajaan, meski sebagai wakil pimpinan serikat dagang yang dipimpin oleh Grand Duke Petra.Sejak hari itu juga, Mikhael kembali mengabaikan Celina, meski mereka saling berpapasan, Mikhael masih bersikap acuh tak acuh.***Celina akhirnya melangkahkan kaki ke wilayah Barat II, dengan didampingi oleh kesatria Arnold dan pelayan Mila.°Wilayah Barat II°"Nyonya, ini adalah wilayah Barat II yang terkenal dengan penghasil kerajinan tertinggi." Ucap Mila kagum, dan terlihat semakin dekat dengan Arnold."Kita akan bekerja keras untuk beberapa hari ke depan, atau bahkan lebih." Ucap Celina, kemudian disambut langsung sang penguasa wilayah Barat II, yaitu Grand Duke Petra."Salam hormat kepada yang mulia Grand Duke, Barat II." Ucap Celina beserta tim memberikan penghor
Mikhael membawa Celina ke sebuah pulau kecil, dan hanya mereka berdua saja yang berada di sebuah rumah tengah pulau tersebut. Sementara para pengawal tinggal di kapal yang terapung di sekitaran pulau tersebut.Pulau kekuasaan De Gonzalez°Di sebuah rumah yang terbuat dari batu kukuh, disanalah Mikhael membawa Celina bersamanya."Hampir satu bulan lamanya, kau pergi dengan dalih urusan pekerjaan. Namun kenyataannya, kau selalu bersama pria bajingan itu! Kalian bersenang-senant setiap saat, bukan?" Ucap Mikhael, dengan napas terengah, karena menahan segala emosi di dada."Tuan, kami sungguh-sungguh melakukan pekerjaan. Tuan bisa memeriksa apa saja laporan yang sudah kami kerjakan." Ucap Celina dengan tubuh gemetar."Sungguh? Namun, hubungan kalian tidaklah sesederhana itu, bukan?" ucap Mikhael penuh selidik."Sungguh, Tuanku. Hubungan kami hanya sebatas rekan kerja.""Jangan harap kau terlepas dariku, bahkan jika kau memohon dibawah selangkanganku."Mikhael duduk di atas kursi, dan memb
Kerajaan wilayah Barat I°Setibanya di duchy Barat, Calven ternyata sudah berdiri menyambut kepulangan Celina."Calven!" Ucap Celina, berlari ke arah Calven, lalu mendekap saudara kesayangannya."Apakah kegiatan kakak berjalan lancar di pulau seberang?" tanya Calven, sembari mereka berjalan ke arah taman mansion kedua, kediaman Celina. Lalu duduk di area kursi taman."Ah, ya. Semua berjalan baik. Bagaimana kondisimu, apakah kau baik-baik saja?" tanya Celina cemas."Seperti yang kakak lihat, aku baik-baik saja, bukan?" balas Calven, mengusap puncak kepala Celina."Tubuhmu jauh lebih tinggi sejak terakhir kali kita berjumpa. Aku lega, melihatmu baik-baik saja." Ucap Celina menahan rasa harunya."Tentu saja, kak. Bukankah sebelumnya aku sudah berjanji pada kakak?""Terima kasih sudah hidup dengan baik.""Ya, kakak. Terima kasih telah banyak berkorban untukku." Ucap Calven.Calven merogoh isi saku baju bagian dalam mantelnya, dan mengeluarkan sebuah kotak berbentuk persegi panjang."Ini a