Share

20. Putus Harapan

"Nada tidak bisa mandi air dingin, tolong rebuskan air," ujar Avram sembari tersenyum manis.

Itu adalah titah yang ia layangkan sekian juta kali. Masalahnya lelaki itu tahu betul jika Laisa masih menyikat toilet yang menurutnya kotor dan sangat jijik. Belum lagi Nada yang terus mengeluh terkait serangga nyamuk yang banyak sekali.

Laisa memang terbiasa hidup miskin, tapi bukan untuk mengurusi hidup manusia lain. Dua keturunan sultan ini persis seperti bayi. Membuat Laisa melempar sikat toilet sambil bertolak pinggang guna meluapkan emosi.

"Laisa... sepertinya perbekalan makan Nada belum diangkat dari mobil ya?" teriak Avram lagi, seolah tidak peduli sudah berapa banyak perintah yang belum Laisa selesaikan hingga detik ini.

Akan tetapi Laisa tidak bisa menunjukkan amarahnya di hadapan Nada. Bocah empat tahun itu bersikeras tidak mau tidur meski jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dan betapa terkejutnya ia begitu sampai di ruang tengah. Avram mengobrak-abrik seluruh tas perbekalan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status