Share

Launching

Kutatap antrean pembeli yang cukup panjang. Sore ini, gerai ’MARTABAK MENANTU’ resmi dibuka. Selain lisan ke lisan, kami juga memanfaatkan akun sosial media sebagai ajang promosi. Namun di WA, aku sengaja memprivasikan status gerai Martabak Menantu dari keluarga Mas Hasan. Aku tak ingin mereka menambah dosa dengan mencibirku. Demikian denganku. Aku tak ingin amarah tersulut.

Banyak pembaca cerbungku yang menanyakan alamat gerai kami. Mereka ingin singgah, mencicipi MM dan bertemu denganku. Para tukang becak juga membantu promosi. Pun begitu dengan para teman dan tetangga. Mereka membantu promosi dengan cuma-cuma, ikhlas tanpa bayaran.

Sampai pukul sepuluh malam, gerai masih ramai meski antrean tak sepadat tadi. Beberapa ojol ikut mengantre. Kami sudah menerima pesanan via online. Aku masuk duluan, karena Mas Hasan masih berkutat dengan pesanan. Kugendong Khalid yang tertidur di belakang meja kasir grosir dengan pelan-pelan. Lalu memindahkannya ke kamar.

Sembari menunggu Mas Hasan pula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status