Share

Mental pengemis

Satu minggu berlalu dengan cepat. Ningrum masih koma, sementara bayinya sudah kami bawa pulang. Walau enggan berbicara denganku, tapi Mamah tak menolak saat aku membawa pulang Bayi Ahmad Hikam Zaidan.

Bulan suci Ramadhan telah tiba. Selama di sini Mas Hasan terpaksa bolak-balik Cianjur-Bogor untuk memantau grosir dan gerai MM. Alhamdulillah, kami dikaruniai karyawan yang jujur dan profesional hingga gerai bisa berjalan seperti semestinya.

Pukul dua dini hari, aku terbangun oleh tangisan bayi Zaidan. Sembari membuatkan susu, kuhangatkan nasi dan lauk untuk sahur nanti. Selama satu minggu di Cianjur, aku hanya beberapa kali bertemu dengan Nuri dan Rika. Itupun saat menjemur pakaian. Walau begitu, aku tetap menjalankan kebiasaan di Bogor. Membagikan lauk jika memasak dalam jumlah banyak.

Satu jam berlalu, Mas Hasan sudah bangun. Dia berdiri di ambang pintu sambil menatap keponakannya yang kutidurkan di atas ayunan rotan.

“Zaidan sudah tidur lagi, Dek?“ tanyanya.

“Sudah, Mas.“ Aku menjaw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status