Share

Perawat Mamah

Hadi dan Haikal datang kembali membawa barang-barang Mamah. Bukan barang-barang, lebih tepatnya pakaian. Aku agak heran karena perhiasan Mamah yang lumayan banyak tak mereka bawa. Walau heran, tapi untuk menanyakannya aku tak berani.

“Kang, Mamah sehari-hari pake pampers. Itu masih ada dua ball lagi,“ kata Haikal. Mas Hasan hanya menatap adik keduanya itu datar.

“Obatnya mana?“ tanyaku.

“Obat apa, Teh? Mamah nggak pake obat-obatan. Obat-obatan nggak baik, bisa bikin syaraf rusak.“ Haikal menjawabnya dengan judes. Aku hanya mengetes mereka berdua, karena sebenarnya aku sudah tahu dari Rika kalau Mamah memang belum pernah dibawa berobat ke mana pun. Tapi untuk alasannya, Rika tak memberitahu kami.

“Perhiasan Mamah mana?“ tanya Mas Hasan. Tangannya membuka tiga buah tas berisi pakaian Mamah.

“Dipinjem dulu sama Hadi, Kang. Tapi Kakang tenang aja, dua bulan lagi Hadi ganti,“ jawab Hadi dengan entengnya.

“Dipinjem? Buat apa?“ tanya Mas Hasan dingin.

“Buat biaya buka toko cabangnya Yanti. T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status