Share

Berdusta

“Dek, Mamah belum dimandiin?“ tanya Mas Hasan. Aku yang tengah mengoles day cream pada wajah menoleh, menatapnya datar sambil mengendikkan bahu.

“Dek ... Mas sungkan kalau harus mandiin Mamah. Tolonglah bantuin mandiin.“ Mas Hasan menatapku penuh iba.

“Males ah. Nanti giliran aku didzalimi, aku juga yang disalahkan,“ sahutku ketus. Mas Hasan menghela napas panjang, lalu memelukku.

“Maafin, Mas. Mas emang salah. Harusnya Mas tabayyun dulu,“ ucapnya. Aku mendorong tubuhnya pelan.

“Bukan tabayyun, Mas. Tapi harus percaya sama aku. Udah jelas kok ada saksinya,“ sungutku.

“Iya Dek, iya. Maafin Mas, ya.“

“Aku mau maafin Mas tapi dengan syarat.“ Mata Mas Hasan membulat sempurna.

“Syarat apa?“

“Pasang kamera tersembunyi di kamar Mamah. Biar kita semua nggak suudzan sama Mamah.“

“Oke. Nanti siang kita beli.“

Selama memandikan Mamah, aku menatapnya tajam. Aku juga mengancam akan mengirimnya ke panti jompo kalau dia berbuat kasar lagi. Mamah hanya menatapku datar dengan bibir terkatup rapat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
si emak kpn kapoknya yaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status