Share

Ningrum dipenjara

Rumah sepi sekembalinya aku dari Uwak Piah. Hanya ada Rika yang menimang Haifa. Nuri dan Yanti entah pergi ke mana.

“Yang lain ke mana?“ tanyaku seraya mengedarkan pandangan.

“Pulang ke rumah Nuri,“ jawab Rika datar.

“Kalau Mas Hasan, Hadi sama Haikal?“

“Pergi ke rumahnya Ikmal.“

Aku menghela napas panjang. Lalu meraih Haifa dari pangkuan ibunya. Menggendongnya senyaman mungkin. Tak lama Haifa terlelap. Setelah meletakkannya di ayunan rotan, Kulangkahkan kaki ke dapur, memasak air. Membuatkan teh chamomile untuk kami berdua. Rika mengekori. Dia duduk tak jauh dariku.

“Sebenarnya ada apa sih?“ tanyaku sambil mengaduk teh, menyerahkannya pada Rika.

“Makasih, Teh,“ ucapnya seraya memegangi cangkir. Aku mengangguk pelan. Kubiarkan dia menikmati tehnya. Membiarkannya sejenak melupakan beban yang tengah menghimpit hati dan pikirannya.

“Ningrum dipenjara, Teh.“

Teh yang baru kuteguk sontak menyembur. Untung saja aku tidak duduk di depan Rika. Hanya saja niqob, hijab dan gamisku yang basah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status