Share

Kedatangan keluarga Mas Hasan

Kurebahkan punggung di sofa panjang seraya mengelus perut yang belum begitu membuncit. Kandunganku berusia enam belas minggu dan bukan hanya satu, tapi ada dua janin yang tumbuh di rahim ini. Kami sangat spechlees saat dokter memperlihatkan hasil usg. Mas Hasan tak hentinya menghujani punggung tanganku dengan kecupan.

Mas Hasan juga semakin memanjakanku. Semua keinginanku selalu dia turuti. Termasuk memakai jasa ART yang pulang pergi setiap harinya. Art yang juga tetangga jauh kami.

“Assalamualaikum.“

Suara Bi Irah membuatku beranjak duduk. Bi Irah yang membantuku setiap harinya datang membawa rantang dua susun di tangannya.

“Waalaikumussalam,“ jawabku.

Dia langsung meletakkan rantang di meja. Aku mengernyit heran. Hari ini idul adha dan aku menyuruhnya berhenti sampai hari tasyrik usai.

“Bibi ke sini buat nganterin ini, Neng. Neng cobian geura. Lontong sama opor,“ katanya seolah tahu isi hatiku.

Aku tersenyum, “terimakasih, Bi.“

“Mau makan sekarang, Neng? Kalau mau, biar bibi ambili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status