Share

Ningrum kritis

Setengah dua belas malam, Ikmal menelepon. Meminta maaf untuk segala kesalahan Ningrum dan meminta kami datang ke Cianjur. Aku dan Mas Hasan awalnya diam saja, tapi mendengar isakan Ikmal, kami pun tak tega. Jam tiga dini hari kami meluncur ke Cianjur menggunakan mobil invertaris dari Pak Bos.

Setibanya di Cianjur, Khalid langsung kutitipkan pada Uwak Piah. Aku dan Mas Hasan bertolak ke Rumah Sakit, melihat keadaan Ningrum.

Pemandangan menyedihkan menyambut kedatangan kami berdua. Mama dan Ikmal duduk menekuri lantai dengan tatapan kosong. Wajah mereka begitu sembab dengan kantung mata yang hitam.

“Assalamualaikum,“ ucap kami bersamaan. Ikmal dan Mamah langsung mendongak. Ikmal menghampiri Mas Hasan, memeluknya sambil sesenggukan. Sementara Mamah menatapku tajam.

“Puas kamu, Hah? Puas kami sudah bikin anakku sekarat?“ teriaknya yang tentu saja membuat mataku terbelalak sempurna.

“Apa maksud Mamah?“ Mas Hasan melepaskan pelukan Ikmal, lalu menatap Mamah penuh tanya.

“Coba kamu tanya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status