Share

Mengintai

Razi bangun dengan napas cepat dan keringat mengalir deras di tubuhnya. Lelaki itu bermimpi buruk, ia seperti dikurung dalam bara api yang menghanguskan tempat para wanita yang ia titipkan beberapa waktu silam.

Cempaka tak ada di sisinya, perlahan ia mendengar suara tumbukan alat memasak sedang beradu di dapur. Lelaki itu memakai bajunya dan melihat ke belakang, dua kakak beradik itu sedang menyiapkan makanan di pagi yang masih sangat gelap.

Kenanga berlalu usai hidangan siap, ia membangunkan Alif yang masih bergelung dalam selimut, ia memaksa agar lelaki itu makan sahur walau sedikit, sebab berpuasa di tengah peperangan memerlukan banyak tenaga.

“Aku harus pergi sebentar ke pemukiman yang kita tinggalkan, firasatku tak enak, mimpiku tadi terlalu menyeramkan,” ucap Razi ketika sahur telah selesai.

“Suruh Madi saja yang pergi atau Tandi. Busur panahku entah mengapa ujungnya tak terlalu tajam,” jawab Jeumpa.

***

Pagi harinya Razi meminta pada teman satu rombongan untuk melihat pem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status