Share

Ketulusan

Papa? Tera menyebut Sanad juga Papa? Hayati merasakan dadanya berdenyut nyeri. Andai ia tidak melihat foto itu, mungkin ia tidak perlu merasakan sakit seperti ini.

"Mama rasa sebentar lagi Papa akan datang. Mama keluar sebentar, ya."

Evan mengangguk.

"Anak pintar." Tera mencium pipi Evan.

Papa? Mama? Hayati menyentuh dadanya yang kembali terasa nyeri.

***

Hayati membawa Tera ke sebuah kursi di taman depan. Temaram lampu membuat suasana taman terlihat sedikit menyedihkan di mata Tera. Indahnya tanaman, bunga-bunga, rumput yang dipangkas rapi, bahkan satu set kursi taman tidaklah membuat lebih berarti jika hanya dijadikan pajangan. Indah, tetapi kesepian.

Tera teringat saat-saat ia mengisi malam bersama Rudi. Menatap bintang di teras dengan bangku seadanya, dilengkapi nyamuk yang tidak pernah absen untuk mengganggu, di sana ia sering mengukir mimpi-mimpinya. Waktu itu terasa biasa saja, tapi sekarang momen itu menjadi sangat berarti dan tiba-tiba ia merindukannya. Mungkin suatu sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status