Share

Apa yang Ditabur, Itu yang Akan Kita Tuai

Mendapat tatapan tajam penuh tekanan dari Kania, Sean hanya tersenyum dengan canggung, "Selamat pagi,"

Kania mendesah mendengan Sean malah mengalihkan pembicaraan dengan menyapa dirinya saat ini. Ia menyedekapkan tangganya di depan dada, "Tidak perlu bersikap ramah padaku saat ini, Sean. Apa kau tidak ingat kekacauan apa yang kau buat semalam,"

Sean menggigit bibir, "Apa aku membuat banyak kesalahan?"

"Tentu saja, banyak. Kau membuat kami, kedua wanita yang lemah dan anak berumur tujuh tahun kepayahan semalam,"

"Kalian yang memapahku?" Tanya Sean tidak percaya.

"Ku harap kau ingat atau aku benar-benar akan membunuhmu saat ini."

"Mama, jangan marahi Papa."

Kania memutar matanya saat mendengar suara Devan yang menginterupsi pembicaraan mereka. Ia menghela nafasnya panjang, "Keluarlah dan makan bersama kami, aku sudah membuat sup pereda pengar untukmu."

Sean mengangguk kecil, ia menelungkupkan wajahnya merasa sangat malu saat ini. Dari sekian tempat, kenapa ia memilih melarikan diri ke t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status