Share

37. Pencuri Ciuman

“Kita harus bicara,” desak Rosetta keesokan paginya.

Caritta membalikkan tubuhnya dengan malas. Ekspresinya datar tanpa emosi, lantas mengedikkan kedua bahunya. “Jika yang kau maksud bicara itu duduk mengobrol satu meja denganmu, maka terima kasih banyak. Aku tidak akan terlibat dalam percakapan apa pun bersamamu.”

“Mengapa kau menjauhiku seperti wabah?”

“Aku hanya berusaha menghindari konflik,” balasnya lagi.

“Konflik? Aku ingin kita duduk dan bicara empat mata,” cetus Rosetta yang masih bersikeras menghalangi niat Caritta untuk ‘melarikan diri’ dari permasalahan yang berlarut-larut di antara mereka.

“Menyingkirlah dari jalanku, Rosetta.”

“Tidak. Aku tidak akan menjauh sebelum kau setuju untuk membahas persoalan yang seperti bom waktu ini.”

Caritta mendesah dengan sorot mata yang menerawang ke arah ruang makan. Tempat itu dilengkapi meja panjang berseni ukir dan perabotan serba perak yang memberi kesan klasik di setiap sudutnya. “Kau tidak punya hak untuk mengontrolku. Jadi, berhenti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status