Share

43. Luka yang Tersimpan Rapi

“Batalkan semua transaksi ke Damaskus,” perintah Marco melalui telepon selulernya dengan setengah berbisik sebab enggan membuat Rosetta bangun dari tidurnya.

Seseorang dari seberang sana menyahut dan Marco kembali membalas, “Tidak, Bahar. Aku tidak peduli. Pulangkan saja para gadis itu ke tempat tinggal mereka. Aku yang akan bertanggung jawab atas kemarahan Syekh Zayed nanti.”

Lawan bicaranya yang disebut-sebut bernama Bahar itu lagi-lagi menyahut dengan banyak kata tetapi. Marco berdecak kesal, lantas meminta pria keturunan Turki tersebut menutup mulutnya. Kepalanya terasa pening karena kurang tidur sekarang.

Jarum jam masih menunjukkan pukul tiga pagi. Waktu yang kelewat dini untuk memulai hari. Namun, Marco sudah terjaga lebih awal dan sulit untuk kembali terlelap seperti sebelumnya.

“Urus saja gadis-gadis itu untukku. Aku akan meminta Matteo dan yang lainnya mengawal mereka lewat jalur udara,” lanjutnya lagi.

Percakapan itu pun terputus dan menyisakan hening yang terasa ganjil bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status