Share

46. Hati yang Terbagi

Rosetta mengurung diri di kamar. Kepalanya terasa pening sampai-sampai dia hanya mampu duduk di pinggir ranjang dan menekuri jemari kakinya sendiri. Cukup lama hingga waktu kemudian berlalu begitu cepat tanpa disadari.

Pusing yang menyerang Rosetta masih bertahan mengganggunya. Dia pun memutuskan untuk berbaring sebentar, lantas memikirkan semua peristiwa yang terjadi selama belakangan terakhir. Itu salah, pikirnya.

Jari telunjuk Rosetta terangkat dan menyapu permukaan bibirnya dengan ragu. Mengingat rasa kecupan yang pernah Ludovic tinggalkan di sana. Mengapa pria itu harus begitu mahir menciumnya?

Ada terlalu banyak pertanyaan dalam benak Rosetta sekarang. Tentang kesalahannya dan tentang kepolosannya memandang sesuatu. Benarkah dia senaif itu?

Jika Rosetta kembali menarik mundur ingatannya pada kejadian di lorong bawah tanah tempo lalu, maka dia jauh lebih suka untuk disebut sebagai idiot. Apa yang merasukinya kala itu? Hasrat pada calon adik iparnya sendiri?

Menjijikkan, rutuk Ros
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status