Share

Rosmala

Ruang makan telah ramai oleh suara tawa. Kakek dan nenek Azlan datang tiga puluh menit yang lalu, hanya saja aku belum sempat menyambut.

Azlan tidak memaksa untuk ikut keluar, karena saat itu dia tahu aku kesakitan lagi. Kepalaku terasa sakit di bagian belakang. Setiap berpikir keras, pasti akan nyeri yang teramat sangat. Bahkan terkadang asma juga kambuh.

Gara-gara foto masa muda ibu, sekarang aku harus dipusingkan oleh banyak hal. Serasa pikiran ini berada dalam labirin panjang, sulit untuk menemukan jalan keluar.

"Nara, apa kamu sudah mendingan?" tanya Azlan yang tiba-tiba muncul di ambang pintu.

Aku menoleh, lalu mengangguk.

"Yuk, ikutan makan bareng!" ajak Azlan seraya menyiapkan kursi roda.

"Kok pakai kursi roda?" tanyaku heran.

"Biar kamu nggak capek jalan."

"Aku bisa pakai alat bantu jalan, Zlan. Nggak usah."

Azlan tidak mau mendengarkan apa kataku. Dia langsung mengangkat tubuhku ke kursi roda, lalu mendorongnya ke depan meja rias.

Azlan mulai merapikan rambutku, lalu mengika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status