"Selamat Pagi Bu Rena,” sapa pak Rahmat membuyarkan lamunan bankir cantik itu.Tadi Rena berjalan masuk ke dalam kantornya dengan tatapan kosong karena masih memikirkan berita yang berseliweran di media tentang pertunangannya dengan Andra. Jangan tanyakan nasib akun media sosialnya yang kini followernya bertambah tapi isi komennya hanya hujatan dan cacian, gadis itu malah menonaktifkan semua akun sosial media tanpa beban. "Eh … pagi Pak,” sahut Rena terbata. "Baru bertunangan kok melamun,” goda pak Rahmat untuk membuat mood Rena membaik."Ah … Bapak mah bisa saja, lagi mikirin biaya kawin Pak!" Rena membalas candaan pak Rahmat."Renaaaa … selamat ya sahabatku sayang atas pertunangannya, kalo nikah nanti ngundang-ngundang ya?” Ada sarkasme terselip di sana tapi tak ayal Mia memeluk erat Rena dan momen tersebut mendapat lirikan tajam dari Dini dan Erin."Makasih ya Mia sayang, maaf aku belum sempat cerita ...." Rena berucap dengan memelaskan wajahnya, berharap sahabatnya itu mau
"Tapi maaf, dia sudah bertunangan denganku," sahut Andra dari ambang pintu.Entah darimana datangnya pria itu dan sudah sejak kapan berdiri di sana tanpa ada yang menyadari. Andra seperti Pangeran tampan yang sedang menjemput Tuan Putrinya yang sedang terluka hati atau super hero yang datang menyelamatkan si gadis pemeran utama yang sedang dianiaya hatinya meski sebenarnya yang menganiaya hati Rena justru pria itu sendiri.Wajah Dio pucat pasi membulatkan mata menatap Andra, pria jangkung itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Semua mata tertuju pada Andra, pria muda tampan nan sukses yang menjadi nasabah prioritas di kantor pusat, semua terkejut tak karuan apalagi Dio yang kata-katanya sudah terdengar oleh Andra.Dini dan Erin mengintip dari balik meja teller.Mereka terpukau dengan ketampanan Andra yang saat itu masih memakai stelan jas dengan tubuhnya yang atletis, otot-otot terpampang jelas dilengannya membuat semua wanita tidak berkedip dan menelan saliva menatap Andra l
Pagi sekali Andra sudah berada di apartemen Rena sampai Rena tidak menyadari kedatangan Andra saat itu.Rena keluar dari kamar hendak membuat sarapan pagi kemudian dikejutkan dengan sosok Andra yang duduk di meja makan sambil melemparkan senyum meski kaku kepadanya."Tumben senyum ... udah ngatain aku wanita bayaran sekarang pagi-pagi datang trus senyum doank?” Rena misuh-misuh di dalam hati.Rena mengalihkan pandangannya setelah beberapa detik mata mereka bertemu."Mata kamu kenapa? Kaya panda.” Andra berusaha menggoda Rena dengan kelakarnya yang tidak lucu. Jangan salahkan Andra, karena pria itu memang terkenal ketus dan dingin jadi tidak tau bagaimana caranya merayu seorang gadis yang sedang marah.Rena tidak menjawab, gadis itu malah memberengutkan wajah."Buatin aku sarapan donk,” pinta Andra dengan santainya, kedua tangannya bertaut di atas meja. "Mau sarapan apa?" tanya Rena tanpa menatap Andra, gadis itu membuka kulkas lalu memindai isi kulkas mencari ide untuk sara
Sore itu Rena kembali dijemput oleh Andra dari kantornya, kali ini Andra menunggu di ruangan prioritas ditemani pak Rudi karena saat Andra datang menjemput, Rena belum menyelesaikan pekerjaannya."Senangnya dijemput tunangan,” celetuk Mia menggoda Rena dengan mengedipkan satu mata."Seneng donk ... seneng banget malah.” Rena balas menggoda Mia."Aku iriiiiii,” balas Mia gemas.Rena tergelak, dia harus pandai menutupi perasaanya. Sakit yang dia pendam sedari malam karena perkataan Andra akan Rena balas malam ini juga, Rena akan menghabiskan banyak uang tunangan pura-puranya, gadis cantik itu berencana meminta Weddding Organizer untuk membuatkan pesta pernikahan mewah dan megah impian setiap wanita.Walaupun pernikahan ini pura-pura setidaknya pesta pernikahannya nanti tidak akan pernah terlupakan untuk gadis sederhana seperti Rena.Setelah menyelesaikan semua pekerjaan, Rena pamit pada Kepala Cabang dan teman-teman sekantor."Aku duluan ya Mia ... Bu Firdha ….” Dan mendapat lamb
Ting...Tong...Bel pintu Apartemen Rena berbunyi."Siapa yang membunyikan bel? Mas Andra biasanya langsung masuk." Rena bergumam penuh tanda tanya.Gadis itu bergegas menuju pintu kemudian membuka benda tersebut.Ceklek..."Selamat Pagi Nona Rena, Hari ini saya yang mengantar jemput Nona Rena ke kantor,s" apa pak Syam sambil membungkukan tubuhnya sekilas."Loh .. mas Andra kemana, Pak?" tanya gadis itu dengan dahi berkerut."Pak Andra ada perjalanan bisnis selama dua hari ke luar kota,” jawab pak Syam dengan senyum ramah meski dalam hati heran kenapa tunangan Andra yang cantik ini tidak tahu."Oooh … pak Syam udah sarapan?" tanya gadis itu kemudian."Sudah Non … saya tunggu dibawah ya, Non.”"Iya …msebentar lagi saya ke bawah, Pak"Pak Syam membungkukan punggungnya sebelum berputar meninggalkan Rena yang masih mematung di depan pintu."Kenapa mas Andra enggak ngomong apa-apa mau pergi selama beberapa hari? Dia juga masih hutang penjelasan untuk kejadian tadi malam.” Rena
Di atas ranjang berukuran quin size dalam kamar apartemen mewah milik Andra, Rena membolak-balikan tubuh menghadap ke kiri kemudian ke kanan sama dengan nasib ponsel yang sedari tadi dia genggam. Rena mengeceknya berulang kali, membuka aplikasi pesan lalu mencari nama 'Mas Andra' kapan terakhir kali pria itu online kemudian keluar dari aplikasi tersebut dan menyimpannya di atas bantal tidak lama kemudian meraih kembali ponsel tersebut, membuka aplikasi pesan kemudian menutupnya lagi, begitu seterusnya.Sudah beberapa hari Andra tidak memberi kabar setelah kejadian malam canggung itu di mana Rena jatuh di atas tubuh Andra.Masih terbayang saat bibirnya hampir menyentuh bibir Andra, masih terasa hangatnya nafas Andra membelai wajahnya membuat jantung Rena berdebar kencang dan saat itu juga dia bisa merasakan getaran di dada Andra, begitu hebat sama seperti apa yang tengah Rena rasakan. Mengingat moment tersebut membuat pipi Rena merona, sudah lama bahkan dia hampir lupa bagaimana
"Sebelah sana tenda ayam gepreknya Mas ... kita berhenti di ruko kosong sebelah sana aja, yang lain juga parkir disana,” tuduh gadis itu sambil menggerakan jari telunjuknya.Dengan berat hati Andra memarkirkan kendaraannya di tempat yag ditunjukan Rena, kebetulan di sana ada tukang parkir yang mengatur kendaraan para pelanggan ayam geprek yang katanya terkenal enak dan murah itu."Ini enggak kejauhan parkir disini?" tanya Andra ragu, sesekali matanya menatap layar kamera belakang karena sedang memarkirkan kendaraannya dalam posisi mundur."Enggak Mas ... enggak akan ilang kok mobilnya, dijagain sama kang parkir ...,” sahut gadis itu dengan nada seperti meledek."Bukan takut ilang, sepuluh mobil pun gue bisa beli sekarang juga ... gue cuma takut lo cape aja jalan agak jauh!" Yang hanya bisa Andra ungkapkan dalam hati. Andra sendiri bingung kenapa hatinya berkata seperti itu. Apa pedulinya bila gadis itu kelelahan, jarak dari mobil dengan tenda juga tidak begitu jauh. Ada apa deng
Sesuai janji, keesokan harinya jam sepuluh tepat Rena sudah berada di lobby apartemen.Sepuluh menit menunggu tapi Andra tak kunjung tiba dan Rena masih setia menunggu hingga jam menunjukan angka sebelas. Rena menghembuskan nafas lelah setelah lama menunggu, dia membuka aplikasi pesan tapi tidak ada satupun pesan dari Andra.Kalau saja Rena tunangan atau kekasih Andra yang sebenarnya, mungkin gadis itu sudah ribuan kali menghubungi dan menanyakan keberadaan Andra dan alasan kenapa pria itu terlambat menjemput tapi Rena bukan siapa-siapa jadi yang bisa dia lakukan hanya sabar dan tetap menunggu.Rena sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menghubungi Andra, akhirnya dia pun memilih untuk pergi ke gerbang apartemen depan untuk memesan ojeg online. Baru satu langkah keluar dari pintu lobby, suara klakson mobil menarik perhatiannya. Mobil milik Andra tapi bukan mobil yang biasa Andra kendarai, si pria tampan nan kaya raya itu memiliki banyak koleksi mobil. Mobil yang sering