Share

24. Aku Harus Pergi

Setelah masuk kamar dan menutup pintu kamarnya, Maryam terduduk bersandar di depan pintu kamarnya. Ia mencerna dengan baik ucapan ayahnya barusan, mencoba menerka-nerka maksudnya, ”Tidak, tidak mungkin kalau maksud ayah akan seperti itu.” Ia menepis jauh-jauh pikiran buruknya.

Dari balik pintu kamar itu, samar-samar Maryam mendengar percakapan antara ayah ibunya di ruang tamu. Maryam berusaha mempertajam pendengarannya, ia pun menempelkan teliganya di pintu.

"Apa yang kau siapkan untuk Maryam, Ayah Maryam?” dengan gelisah, ibu Maryam bertanya pada suaminya.

”Kurasa, setelah lulus kuliah nanti, anak kita harus menikah. Aku khawatir melihat tingkahnya akhir-akhir ini. Aku takut dia tak mampu menjaga diri,” jawab Ayah Maryam.

Di balik pintu kamarnya, Maryam tersentak demi mendengar percakapan orangtuanya. Ia seakan kehabisan napas.

“Dia masih belia, biarkanlah dulu dia mengenyam dunia pekerjaan," b

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status