Kevan menanggapi pertanyaan Jasmine dengan santai. "Astaga, Ma! Kok Mama fitnah anak sendiri!" Kevan terlihat malu-malu.Selama 25 tahun, Kevan baru menjalin hubungan dengan wanita sebanyak dua kali. Kedua wanita itu Nulla Hanifah dan Ciara Darwin. Kevan terlihat lebih bahagia bersama Ciara dibandingkan dengan Nulla. Selain cantik dan cerdas, Ciara memiliki kepribadian yang kuat dan unik daripada Nulla yang terkesan liar. Awalnya Kevan menolak perasaannya pada Ciara. Namun seiring berjalannya waktu, dia membuka hatinya untuk Ciara. Dia bersyukur karena Ciara membalas perasaannya."Selama ini kan kamu banyak tinggal di luar daripada di rumah. Mama nggak mau kamu terjerumus ke kehidupan luar yang kelam, Van. Kayak judi, mabuk-mabukan, mainan cewek, bunuh orang dan menurut Mama yang paling parah tuh konsumsi obat terlarang."Kekhawatiran seorang ibu memang selalu beralasan. Kevan mengerti. Dia tidak membantah ataupun marah pada Jasmine.Jasmine menambahkan. "Apalagi sekarang kamu udah p
"Permisi, Juragan."Seorang pekerja katering datang menghampiri Jasmine. Dia adalah seorang wanita muda. Diam-diam, dia melirik Kevan yang sibuk bermain handphone."Nova, apa semuanya udah rapi?" tanya Jasmine sambil menatapnya."Iya, Juragan. Semuanya udah rapi sesuai permintaan Anda," jawab Nova sopan. "Oke. Saya periksa sekarang."Jasmine berdiri. Dia berjalan menuju ruang keluarga. Dia memeriksa beberapa menu makanan yang tertata di meja panjang. Sementara itu, Kevan sibuk mengirimkan pesan untuk Ciara.Kevan bergumam sambil mengetik pesan. "Daripada nunggu Cia lama, mendingan aku jemput aja di hotel. Terus, aku ajak ke sini sekalian sama Nyonya Feli dan Tuan Rudi." Kevan: Yang, udah bangun belum?Sambil menunggu pesan balasan dari Ciara, Kevan mengetuk-ngetuk meja makan dengan ujung jari. Dia tidak sabar. Kevan: Yang, nanti ketemuan ya. Aku jemput kamu di hotel.Kevan mengirimkan pesan ke-2. Namun, Ciara tidak juga kunjung membalasnya. Kesabaran Kevan benar-benar habis. Keva
Saat Ciara masih sibuk dengan pikiran-pikirannya, Jasmine melangkah mendekati dia dan Kevan. Jasmine melepaskan tangan Kevan dari Ciara. Lalu, dia merangkul Ciara sambil tersenyum manis. "Ciara, ayo masuk! Hari ini kan kamu udah janji mau ke rumah saya. Kok malah mau pergi mulung, sih?" Jasmine menggenggam tangan Ciara sambil menatap anaknya. Kevan terpaksa merelakan Jasmine membawa Ciara. Namun, siapa sangka Ciara menolak ajakan Jasmine. Ciara maju beberapa langkah ke hadapan Kevan. Dia emosi.Melihat Ciara mendekatinya, Kevan senyum-senyum kegirangan.Buk! Buk! Buk!"Kamu gemes sama aku ya, Cia? Kalo kangen ngomong aja! Jangan mukulin gitu!"Bukannya marah, Kevan justru semangat menggoda Ciara. Tingkah Kevan dan Cia sontak membuat Jasmine dan yang lainnya senyum-senyum.Ciara memukul perut Kevan berulang kali, lalu mendorongnya kuat-kuat. Wajahnya bersemu kemerahan karena menahan malu. Karena Kevan terang-terangan menggodanya."Cia, kamu ngapain?!" Felicia berseru memanggil nama
Awalluddin sudah selesai berbincang dengan kedua orang tua Kevan. Mereka mengatur waktu istirahat dan jam konsumsi obat Kevan. Namun seperti biasa, Kevan tidak memedulikan semuanya.Jasmine tahu, Kevan tidak suka mengkonsumsi obat-obatan jika sakit. Maka, dia memberikan banyak peringatan untuk anaknya."Van, kamu harus istirahat total di rumah. Jangan keluyuran! Badan kamu tuh sakit," celoteh Jasmine. "Kamu harus rutin minum obat dan makan yang teratur."Jasmine berdiri di sisi kiri ranjang Kevan sambil memasang plester penghilang pusing di dahi. Dia berharap Ciara bisa membujuk anaknya. "Ciara, bantu saya bujuk Kevan, ya! Kali aja dia nurut sama kamu," pinta Jasmine. Sepertinya Jasmine sudah kehabisan akal "Iーiya, Juragan," jawab Ciara sopan."Berhenti ngerokok sama kopi dulu, Van!" Theo menambahkan. Sebagai seorang Ayah, Theo memang cenderung cuek. Namun jika Kevan sudah jatuh sakit, dia tidak ada bedanya dengan Jasmine yang banyak bicara.Kevan memijit pelipisnya. Dia tidak mere
Beberapa hari kemudian.Kondisi kesehatan Kevan telah membaik. Dia sudah bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.Sekarang, Kevan berada di dalam mobil mewahnya. Dia memegang alih kemudi. Di sisinya, Ciara duduk dengan perasaan cemas. Sedangkan di kursi tengah, kedua orang tua Ciara duduk berdampingan. Di belakang mobil Kevan, ada sebuah mobil SUV yang mengikutinya. Mereka adalah Ziyad dan Angga. Setelah melalui berbagai proses, akhirnya Kevan mendapatkan kabar baik dari tim kuasa hukum perusahaan Darwin Group. Karena alasan itulah, Kevan membawa keluarga Darwin kembali ke kota Baubau.Ciara menatap pemandangan kota Baubau dengan kedua mata berkaca-kaca. Selama tinggal di kota Tango, dia begitu merindukan kota Baubau.Ciara bertanya sambil terus memperhatikan wajah kota kelahirannya. "Kak, jalanan ini kan menuju ke rumah aku. Sebenernya, kamu mau bawa kita ke mana sih?"Kevan hanya tersenyum tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depannya.Felicia menambahkan. "Iya, Van. Katanya
Kota Baubau yang cantik memiliki berjuta kenangan bagi seorang Kevan Hanindra. Diantaranya perubahan karakter Kevan, perubahan statusnya dari pria miskin menjadi pria paling kaya hingga bertemu dengan cinta sejatinya yaitu anak majikannya sendiri.Perjalanan hidup Kevan, awalnya hanyalah seorang laki-laki miskin yang lahir dan besar di kota kumuh negara Nexterra, yaitu kota Tango. Nasibnya beruntung, dia mampu menyelesaikan kuliah dengan mengandalkan beasiswa 50%. Namun siapa sangka, takdir mengungkap bahwa Kevan adalah seorang Cucu pertama keluarga berpengaruh di negara Nexterraーkeluarga Hanindra.Kevan tidak pernah membanggakan statusnya. Karena kedua orang tua Kevan selalu mengajarkan kerja keras dan disiplin. Sampai suatu ketika, ada hal yang bisa dia banggakan terhadap dirinya sendiri. Yaitu meraih sukses tanpa campur tangan siapapun.Keluarga Darwin belum selesai berbincang-bincang di ruang tamu. Kevan menjadi bosan karenanya.Dari teras, Kevan pindah menyendiri di samping mobil
"Mendiang Ayahku pernah ngomong gini, Van," kata Bima mencoba menyemangati Kevan. Bima menyadari bahwa Kevan sedang kehilangan gairah hidup padahal dia sudah mendapatkan Ciara kembali di sisinya."Ada pepatah terkenal bilang, saat kita berada di puncak piramida, pastinya banyak ujian yang dateng. Entah dari keluarga sendiri, pasangan, sahabat, temen satu circle ataupun pesaing."Kevan mengambil dua minuman kaleng dari box penyimpanan di mobilnya. Kemudian, memberikan salah satunya kepada Bima. Dia sendiri membuka miliknya. Lalu meneguknya."Jadi, kamu kudu banyakin sabar aja, Van! Kalo mau sukses kan emang gitu!"Kevan menyeka bibirnya yang basah. Dia melihat Bima menikmati minumannya.Bima menatap Kevan dan bicara lagi. "Apalagi, sekarang ini masa-masa emas kehidupan kamu, Van. Kamu harus bisa kendalikan hidup kamu sebelum kehidupan yang kendalikan kamu!"Kevan tercengang. Kevan baru tahu kalau Bima memiliki pemikiran panjang daripada yang dia kira."Aku salut sama kamu, Bim," ujar
"Ziyad, buka pintunya!"Ziyad melirik Kevan yang baru saja memerintahnya dari kaca depan mobil. Seketika itu juga, dia memberikan instruksi dengan anggukan. Kedua sisi pintu mobil terbuka pada saat bersamaan. Kevan melemparkan senyum kepada Ciara. Lalu, keduanya ke luar bersama. Rafiq beserta tiga staf pelayan wanita dan tiga staf pelayan pria telah berdiri di depan pintu utama dengan posisi yang sama. Yaitu tangan kanan di samping tubuh mereka dan tangan kiri berada di belakang. Kevan berjalan memutari belakang mobil guna menghampiri Ciara. Saat berada di sisi Ciara, Kevan sontak menggandeng tangan gadis itu.Kevan berseru dengan penuh perhatian, "Jalannya pelan-pelan aja!"Ciara membalas dengan anggukan. "Iya, Yang," sahutnya kemudian."Silakan, Tuan Kevan dan Nona Ciara!" Ziyad berjalan lebih dulu, lalu diikuti oleh Kevan dan Ciara.Kevan dan Ciara menaiki tangga bersama dengan senyum sangat tipis. Semua orang di sana terpikat dengan pesona sosok gadis yang digandeng Kevan. Mere