Share

Jebakan maut.

Waktu menunjukkan pukul 6 sore saat Anjas tiba di kediaman Wijaya. Pria tampan itu terlambat pulang karena ada urusan penting. Sedangkan Zeira sudah satu jam yang lalu tiba di rumah.

"Papah" Azka berlari mengejar Anjas yang baru masuk dari pintu utama.

"Jagoan papah" Anjas mencium kedua pipi putranya. "Um.... wangi" lanjutnya.

"Iya dong pah, kan udah dimandikan mama" jawab Azka.

"Oh, mama yang mandikan ya ?" Anjas seolah-olah terkejut. "Papah juga mau dong dimandikan sama mama" lanjutnya sambil melirik genit Zeira.

Azka yang polos, langsung berlari menarik tangan Zeira. "Mama, mandikan papah dong" ucapnya dengan nada memohon.

Zeira menjatuhkan kedua lutut ke atas lantai, untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Azka. Ia menungkupkan kedua telapak tangannya di wajah anak menggemaskan itu. "Sayang, papah itu sudah besar, jadi udah bisa mandi sendiri" ucapnya dengan lembut.

"Azka juga sudah besar, tapi masih dimandikan sama mama dan ibu Indri" protes Azka.

"Tapi sayang......"

Azka sege
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status