Share

Ronde buat adik untuk Azka.

Dengan bodohnya Zeira bertanya, "berapa ronde apa mas?"

"Ronde buat adik untuk Azka." Jawab Anjas tanpa malu.

"Mas..." Geram Zeira, ia merasa malu karena Asep dan Indri ada di depan.

Bahkan pria paruh baya itu sudah tersenyum mendengar ucapan tuannya. Baru kali ini, Asep melihat Anjas bahagia dan tersenyum manis.

"Kenapa sayang? kan enggak ada salahnya kita buat adik untuk Azka." Anjas mengulang ucapannya.

Zeira memasang wajah cemberut, tapi menggemaskan. Sehingga Anjas mengecup bibirnya sekilas.

"Jangan bahas itu lagi dong mas, malu ada paman Asep sama bi Indri." Bisik Zeira di telinga Anjas.

Anjas tersenyum, "iya sayang, tapi sampai rumah! Langsung masuk kamar ya?" Ucapnya.

"Hm.." sahut singkat Zeira.

Setibanya di kediaman Wijaya, dari gerbang Anjas sudah melihat mobil mewah tersusun rapi di halaman rumahnya. Itu artinya, para kerabat dan rekan bisnisnya sudah menunggu kedatangan mereka.

Selama Zeira di rumah sakit, Anjas tidak mengizinkan siapapun untuk datang menjenguk istrinya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status